berguruJudul: Berguru Ke Sang Kiai -Pemikiran Pendidikan KH. M. Hasyim Asy’ari-

Penulis: Mukani

Penerbit: Kalimedia cet, 1 2016

Peresensi: Khoshshol Fairuz*

Pendidikan merupakan komponen paling esensial bagi peradaban manusia, pendapat ini mengacu kepada bukti bahwa hanya dengan pendidikanlah manusia bisa mengenal dirinya sendiri melalui ilmu pengetahuan yang dipelajari. Artinya building character per-individu manusia hanya bisa dibentuk oleh sistem pendidikan dan tenaga ajar yang paham dengan nilai-nilai pendidikan itu sendiri. Namun justru memasuki abad ke-21 dimana SDM kita telah dianggap mumpuni ini, pendidikan justru mengalami pergeseran makna. Disfungsi tentang pengertian pendidikan mulai memudar, salah satu di antaranya yang paling terasa adalah krisis multidimensional yang ramai menjadi perbincangan pemerhati pendidikan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari adalah tokoh pendidikan paling fenomenal yang menjadi motor pengembalian nilai pendidikan ke jalur yang benar. Dalam buku ini Mukani memposisikan beliau ke dalam kajian pendidikan kontemporer dari 23 karya Mbah Hasyim, penulis tidak hanya membahas kitab Adaabul Alim wa Al-muta’alim saja yang banyak diangkat oleh sebagian besar penulis, tapi kita juga diajak untuk mengenal mahakarya lain yang jarang ditemui di era modern ini. Begitu pentingnya pendidikan bagi para generasi penerus, hingga pembahasan ini juga termaktub dalam karya beliau al-Risaahal- Tauhidiyyah dan al-Qaid fi Bayan Ma Yajib Minal-Qaid.

Orientasi pembahasan yang komprehensif serta menggunakan bahasa akademis menjadi ciri khas buku ini, mengingatl luas sekali khazanah pembahasan dari Mbah Hasyim dalam 19 kitab dan 4 risalahnya. Buku ini terdiri dari 5 bab dengan sub bab yang banyak melengkapinya, di bagian awal kita disuguhi biografi yang relevan dengan pembahasan Mbah Hasyim, dilanjutkan dengan pengenalan peta pemikiran pendidikan Mbah Hasyim yang merupakan bab inti dari buku ini, di bab berikutnya kita bisa mengambil sikap intropeksi maupun outropeksi terhadap carut-marut wajah pendidikan jika dibenturkan kepada problematika jaman. Pada bagian akhir Mukani menambahkan solusi dan problem solving dari berbagai teori melalui sistem pendidikan perspektif Mbah Hasyim.

Penulis tidak hanya membahas ilmu pengetahuan saja, namun juga dibarengi dengan upaya revitalisasi pendidikan khususnya di Negara Indonesia melalui kajian mendalam KH. Hasyim Asy’ari.  Jawaban bagi begitu banyak pertanyaan tentang problematika pendidikan ada pada beberapa poin yang ditulis dalam karya Mbah Hasyim sendiri, Mukani mengklasifikasikannya ke dalam beberapa pembahasan, di antaranya: (1) Kualifikasi seorang guru, tentu kita bisa melihat implementasi nyata kompetensi “mahaguru” dari hadratusyaikh KH. M Hasyim Asy’ari melalui Tebuireng dan lembaga-lembaga luar biasa di dalamnya. (2) Dikotomi antara religius science dan secure science, bahkan Al-Qur’an sendiri mengkaji kedua ilmu itu selalu bersinergi satu sama lain, yaitu integrasi ilmu umum dengan agama. (3) Komersialisasi pendidikan, hal ini menjadi momok menakutkan bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, pendidikan sudah keluar dari koridor transfer ilmu dan akhlak, ia menjelma  menjadi profesi yang berorientasi hanya kepada dunia belaka.

Merupakan kewajiban kita sebagai tokoh dan pengawas yang berperan langsung di dalam ruang lingkup pendidikan, harus mampu mengemban amanah ilmu serta mengamalkan sesuai dengan tujuan utama pendidikan itu diciptaan, salah satu caranya adalah tabarukan meniru metode para pendahulu kita dalam mengelola seluruh komponen pendidikan, supaya tercipta cita–cita generasi penerus yang memegang tongkat estafet menuju pribadi yang diridhai Allah Swt. yakni manusia sebagai khalifah di muka bumi.

*Santri PP. Al-Urwatul Wutsqo’ Jombang, Mahasiswa semester IV STIT-UW. Resensor bisa dihubungi melalui email: [email protected]