Oleh: Muhammad Gilang Firdaus*
Mungkin sebagian besar orang apalagi masyarakat yang mempunyai latar belakang ekonomi yang bisa dikatakan berkekurangan menganggap bahwa dirinya atau keluarganya tidak akan bisa merajut mimpi dikarenakan faktor ekonomi apakah itu bisa dijadikan landasan untuk patah semangat untuk merajut mimpi? Saya sendiri pun pernah memikirkan apakah saya nantinya tidak akan pernah bisa menggapai mimpi saya.
Pada saat SMA dulu ketakutan terbesar saya adalah hanya bisa bermimpi saja dan tidak akan pernah bisa mewujudkannya karena keterbatasan ekonomi yang saya miliki dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain itu sempat menjadi momok menakutkan dalam pikiran saya.
Tapi pada suatu hari saat berlangsungnya mata pelajaran di kelas, pada saat mendengarkan guru saya yang sedang berbicara disitu saya sempt terbangun motivasi dari beliau dikarenakan beliau berkata “jika kamu ingin menggapai sebuah mimpi maka gapailah. dengan cara apa, berusaha, bekerja keras, berdoa, dan jangan lupa jangan anggap faktor ekonomi menjadi halanganmu untuk bisa mewujudkan suatu mimpi“. dari kata-kata tersebuat membuat semangat saya terbakar untuk bisa mewujudkan mimpi saya pada saat itu.
Terkadang juga dari lingkungan yang memengaruhi kita untuk patah semangat meraih mimpi. Tapi disini saya pun tergugah ingin mematahkan semua statement yang ada bahwa ekonomi adalah halangan untuk merajut mimpi.
Apakah statment bahwa ekonmi adalah halangan untuk meraih sebuah mimpi itu masih relevan pada saat ini walaupun itu tidak mungkin bisa terjadi?
Tentunya tidak karena statment tersebut sudah dapat dipatahkan oleh beberapa orang pada saat ini seperti para pengusaha-pengusaha sukses indonesia yang mungkin sebelum mereka dapat menjadi pengusaha pada saat ini dulunya mereka adalah orang yang juga mempunyai faktor keterbatasan dalam hal ekonomi
seperti contohnya pak Chairul Tanjung merupakan pendiri CT Corp yang menaungi beberapa perusahaan besar seperti Trans Corp, Bank Mega, jaringan supermarket, dan lainnya, pak Ciputra ia telah sukses mengembangkan Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group dan masih banyak lagi para pengusaha-pengusaha di indonesia yang dulunya hidup dilatar belakangi oleh keterbatasan ekonomi namun itu bukan menjadi penghalang mereka dalam menggapai mimpi mereka.
Baca Juga: https://tebuireng.online/wahai-kaum-rebahan-saatnya-raih-jutaan-mimpi/
Di dalam mimpi juga ada beberapa jenis, ada yang disebut adhghaatsu ahlaam yaitu mimpi kosong dan ru’yah yaitu mimpi benar. Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan juga tentunya diperlukan kerja keras dengan penuh semangat dan doa yang sungguh-sungguh.
Mimpi adalah bagian terindah Untuk menjadikan mimpi sebagai cita-cita tentunya kita harus menentukan waktu untuk mewujudkannya. Bermimpi tanpa kerja keras sama saja seperti kita menginginkan sesuatu tanpa membelinya, hanya bisa melihat tanpa menyentuhnya.
Seperti yang saya alami dulunya saya bermimpi ingin berkuliah tapi dengan adanya keterbatasan ekonomi membuat saya berpikir kembali apakah mimpi itu dapat menjadi kenyataan karena di setiap semesternya pun ada ukt yang harus dibayar dengan nilai yang cukup besar dengan keterbatasan ekonomi saya pada saat itu.
mungkin dari lingkungan pun banyak yang tidak percaya bahwa saya bisa menuntut ilmu di bangku perkuliahan, Banyak di antara mereka yang beranggapan, bagaimana mungkin orang miskin dan tidak mampu seperti saya bisa menjadi mahasiswa, untuk biaya sehari-haripun hanya cukup, bagaimana mungkin bisa membiayai mahalnya kuliah pada saat ini?.
Adanya banyak yang berfikiran bahwa saya belum tentu bisa duduk di bangku perkuliahan membuat saya terinspirasi dan juga terbakar semangat untuk bisa mewujudkanya dan akhirnya pada saat ini mampu mewujudkan mimpi tersebut. Dengan adanya usaha, kerja keras, tekad yang kuat dan juga doa yang tak pernah berhenti saya lakukan. Allah SWT itu maha adil untuk memberikan kesempatan pada setiap hambanya. Seperti sebuah kalimat yang juga aada pada novel sang pemiimpi yaitu “Tuhan mencatat dan Tuhan akan membalas. Seperti kata Anton Chekov: Tuhan tahu, tapi menunggu”
Bersyukurlah kalian teman-teman, yang mampu kuliah tanpa harus memikirkan sulitnya biaya kuliah. Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang di dapatkan. Dan jangan pernah berhenti untuk terus belajar, karena mahasiswa adalah agen perubahan dunia seperti yang dikatakan bung karno “beri aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia”.
*Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungaggung.
Daftar Pustaka
Tim Redaksi, CNBC Indonesia. (2022). 5 Pengusaha Sukses di RI yang Dulu Hidup Susah. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220211144405-33-314748/5-pengusaha-sukses-di-ri-yang-dulu-hidup-susah. Diakses 23 Oktober 2023
Andrea Hirata. (2006). Sang Pemimpi. 118, 65. (5) Sang Pemimpi, Andrea Hirata | Henni Susanti Pasaribu – Academia.edu. Diakses 25 Oktober 2023
Devi Setya. (2022). Arti Mimpi Baik dan Buruk dalam Islam, Seperti Apa?. https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6400865/arti-mimpi-baik-dan-buruk-dalam-islam-seperti-apa. Diakses 25 Oktober 2023.