tebuireng.online— Siapa tidak kenal akrtivis Ham bernama Munir Said Thalib? Aktivis yang dibunuh dengan diracun di pesawat dalam perjalanan menuju Belanda untuk melanjutkan kuliah S2 di Utrecht Univercity 7 September 2004 silam. Penulis Nasional, Eko Prasetyo kemudian menulis buku berkomik berjudul “Mereka Membunuh Munir”. Buku tersebut kemaren(21/11) siang dibedah di Aula Kampus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.

Acara yang diadakan atas kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (BEM MAHA), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Yusuf Hasyim dan Komisariat Hasyim Asy’ari, Pusat Kajian Pesantren dan Masyarakat(PKPM) Hasyim Asy’ari dan Tebuireng Media Group. Turut dihadiri para Mahasiswa Ma’had Aly dan Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng, ketua Gereja Allah Baik, aliansi Jurnalis Pesantren Jombang dan para aktivis lintas agama Jombang.

“Ini adalah Pembunuhan tersadis sepanjang masa. Di film horor sekalipun tidak pernah disajikan pembunuhan dengan diracun seperti ini”, cerita Eko dalam pemaparannya. Eko juga menceritakan dalam bukunya bagaimana kronologi pembunuhan aktivis HAM tersebut. “Dia diracun yang ditaruh di makanannya dan beberapa kali muntah dan berak air”, tambah penulis buku “Orang Miskin Dilarang Sakit” dan “Orang Miskin Dilarang Sekolah” ini.

Dalam buku yang disajikan dengan komik tersebut Eko ingin memberikan pesan bahwa Indonesia sangat kehilangan seorang Munir yang dibunuh di era Demokrasi dan keterbukaan. “ini adalah pembunuhan terstruktur yang sangat keji. Munir dianggap membahayakan negara”, ungkapnya. Kasus Munir sudah terlewat 10 tahun. Namun sampai saat ini belum juga terungkap siapa dalang pembunuhan Munir. Disinyalir ada anggota Intelejen dan pembesar ormas islam besar di Indonesia yang terlibat bahkan menjadi otak dibalik kasus ini.

Selain membedah buku “Mereka Membunuh Munir”, dalam acara ini juga membedah buku Eko yang lain yaitu “Bangkitlah Gerakan Mahasiswa”. Dalam buku tersebut Eko ingin memancing mahasiswa untuk terus bergerak melawan ketidakadilan dan berbagai pelanggaran di Indonesia.(Abror)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online