(Ket. KH. Ainul Yakin menyampaikan ilmu metode menjaga dan menghafal al-Quran) sumber: Ulin

Tebuireng.online- Minggu (9/12/18) Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) Fakultas Agana Islam (FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) menyelenggarakanSeminar al-Quran dengan tema “Metode Menghafal Al-Qur’an serta Cara EfektifMenjaganya”. Bekerjasama dengan Pusat Studi Qur’an (PSQ) FAI Unhasy denganpembicara KH. Ainul Yaqin selaku pengasuh PP. Hamalatul Qur’an dan KH. AbdullahAfif M.HI selaku pengasuh PP. Nurul Jadid dan direktur PSQ FAI Unhasy.Bertempat di aula lantai 3 kampus A Unhasy, ada kurang lebih 300 jumlah pesertamemenuhi ruangan. Peserta tidak hanya dari mahasiswa Unhasy saja, ada pula mahasiswadari Tribakti Kediri, dan sejumlah pelajar Pare juga turut hadir mendengarkankajian.

Banjari Unhasy memeriahkan acara sebagai pra acara. Acara dibuka pembacaan ayat suci al-Quran oleh Rendy Dwi Saputra. Berlanjut menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Unhasy dipandu Mayang Sari Hanifah.

Sambutan pertama dari ketua panitia, Asroful Anam, ia berterimakasih untuk semua yang terlibat di dalam rangkaian acara ini. Sambutan kedua perwakilan dari PSQ, “Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua untuk menghafalkan, mengkaji kitab suci Al-Qur’an” ungkapnya sebelum mengakhiri sambutan.

Sambutan ketiga dari wakil ketua BEM FAI, Irfan Nurullah, salah satu tujuan acara ini untuk merealisasikan program-program mereka dimana melahirkan mahasiswa khususnya FAI berbasis Al-Qur’an dan Hadis.

Sambutan selanjutnya oleh Bapak Ahmad Faruq M.HI selaku Dekan FAI, “Jangan sampai menuliskan ayat Al-Qur’an salah” katanya “Ketika saudara sudah hafal maka harus bisa menulis dengan benar” tambahnya. Setelah itu pembacaan doa dipimpin langsung oleh Bapak Ali Said M.HI.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Acara inti, penyampaian materi pertama oleh KH. Ainul Yaqin. Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Jogoroto berdiri sejak tahun 2011 hingga kini jumlah santrinya 1200 orang. Untuk santri putri baru dibuka pada tahun ini (2018), Sya’ban besok dikabarkan wisuda. Beliau menyampaikan ilmu seperti mengulang ngaji, berupa teori-teori yang benar dalam menghafalkan al-Quran. Awal berdiri Hamalatul Qur’an, 4 bulan hafal al-Quran. “Kalau enam bulan bisa khatam, karena sehari-harinya banyak mengaji. Kalau yang menahun, banyak jalan-jalannya,” katanya sembari tersenyum. Beliau juga menegaskan bahwa dalam membaca al-Quran tidak boleh asal bunyi.

Beliau menambahkan, bahwa seorang Abu Musa al-Asyari terbiasa huffadz (menghafal). Termasuk kelompok jumhur yang suni. Memilih sebagai ulama yang mengajarkan al-Qur’an saja. Dalam paparannya, beliau menggunakan metode menghafal dengan metode disiplin edukasi “moco njogoroto”, “Orang bisa karena biasa,” katanya.

Dalam menghafalkan al-Quran kita juga harus memperhatikan fashohah yaitu pengucapan yang enak, didengarkan pantas. Karena fashohah adalahsalah satu kunci untuk menghafal al-Quran. Dalam menghafal al-Quran harus menjiwai dengan fashohah, kemudian paham ilmu balaghoh, serta ilmu mantiq.

Kemudian KH. Afif Abdullah, menjelaskan bagaimana cara menghafal dan menjaga al-Quran. Beliau sangat mengutamakan “kosentrasi” hal tersebut sangat penting bagi orang yang mau menghafal al-Quran. Persiapan demi persiapan harus sebaik mungkin. Indonesia termasuk negara yang banyak masyarakatnya menjadi penghafal al-Quran.

Diantara metode atau cara efektif dalammenjaga hafalan Qur’an adalah menggunakan metode “Fami bi Syauqin”. Yang kedua,taddarus atau nderes al-Quran pada sholat wajib maupun sunah. Yang ketiga, mengulang hafalan. Yang keempat, menjaga hafalan al-Quran setiap haridalam keadaan apapun. Karena untuk sampai pada keadaan hafal saja memerlukan proses dan upaya yang serius serta istiqomah. Acara diakhiri dengan sesi tanyajawab. Penutup, KH. Afif Abdullah memberi contoh beberapa metode bacaan al-Quran dengan lantunan merdu sejumlah surah dalam al-Quran.


Pewarta: Umdah

Publisher: MSA