Anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi memaparkan tentang bahaya hoaks dan dampaknya kepada masyarakat, dalam seminar nasional oleh Pusat Kajian Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari di IAIN Madura, Sabtu (16/3). (Foto: Aldo)

Tebuireng.online– Anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi menjadi nara sumber utama dalam seminar nasional bertema “Integritas Religius dan Nasionalis Menuju Pemilu Damai” di Aula IAIN Madura, Sabtu (16/3). Acara ini diprakarsai oleh Pusat Kajian Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari, setelah kemarin sempat digelar di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi.

Di IAIN Madura, Imam Wahyudi membahas seputar hoaks, terutama saat pemilu berlangsung. Menurutnya, Pemilu saat ini terlihat merisaukan, tentu hal itu dirasakan oleh orang-orang yang berharap pemilu ini bisa berjalan dengan damai. “Artinya bahwa kita bisa memilih calon kita, bisa mencari calon dengan dasar informasi yang benar,” ungkapnya.

Saat ini banyak sekali berkeliaran hoaks, sehingga membuat masyarakat bingung terhadap kebenaran informasi. Anggota Dewan Pers ini juga menghimbau kepada mahasiswa, yang notabenenya bergelut dengan dunia intelektual agar dapat membenahi diri dalam memilih berita yang benar.

Menurut Imam Wahyudi, hoaks adalah pertemuan antara niat yang buruk dan informasi yang palsu, “jadi masalahnya ini bisa jadi masalah kriminal. Karena memang informasinya dipalsukan,” tegasnya.

Dimusim kampanye, hoaks tidak hanya menyerang calon-calon akan tetapi juga menyerang program-program. Dan karena program merupakan masa depan bangsa, maka yang diserang adalah masa depan bangsa. Dalam hal ini, Imam Wahyudi memberikan contoh kasus vaksinasi yang mana masyarakat menjadi takut untuk memberikan vaksin pada nak-anak mereka karena isu dan hoaks tentang vaksinasi yang menakut-nakuti.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ada juga contoh lain tentang legitimasi pemilu yang membahayakan dengan cara mengganti nomor-nomor calon yang menyalahi teknis yang telah disepakati. Menurutnya, terkadang hoaks dikemas dengan sangat baik, dengan cara dimasukkan ke dalam forum-forum sehingga nanti akan meneyebar di media dan akui masyarakat.

“Tetapi jangan lupa bahwa kita menjalankan isi dari mesin atau isi dari larangan untuk cari uang, tidak peduli meski negara ini pecah,” ungkapnya.

Terakhir, Dewan Pers ini berpesan bahwa masyarakat harus saling berpangku dan membantu agar tidak kalah terhadap sesuatu yang merusak tersebut.

Pewarta: Luluatul Mabruroh
Publisher: RZ