Apakah Benar Merayakan Ulang Tahun Bid’ah?
Apakah Benar Merayakan Ulang Tahun Bid’ah?

Ulang tahun merupakan istilah perayaan tahunan untuk merayakan kelahiran seseorang atau peristiwa penting. Hampir di setiap tahunnya, orang-orang merayakan kebiasaan ini. Kebiasaan ini seakan menjadi budaya wajib yang dilakukan oleh masyarakat di dunia.

Hampir setiap orang yang beragama maupun tidak, itu merayakan ulang tahun di setiap tahunnya. Tetapi ada sebagian kalangan dari umat muslim beranggapan bahwa perayaan ini ialah suatu bentuk bid’ah.

Selain perayaan hari ulang tahun, mereka juga berpendapat bahwa merayakan hari ulang tahun Nabi, atau bisa disebut milad nabi itu juga tidak diperbolehkan, dikarenakan Nabi Muhammad sendiri tidak pernah melakukan hal itu.

Kemudian apakah semua argumen mereka itu benar?  Apakah mereka mengetahui tentang pembahasan bid’ah, dengan menganggap perayaan ulang tahun ini termasuk perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran syariat Islam?.

Perlu diketahui, biasanya orang-orang yang merayakan ulang tahun tidak akan lepas dengan perbuatan baik dan doa yang baik. Karena momen ini menjadi momentum yang hanya datang setahun sekali, maka dari itu mereka ingin merayakan peringatan hari lahirnya dengan penuh kegembiraan dan kesenangan, dan juga berharap doanya terkabulkan pada saat hari lahirnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Begitu juga pada saat perayaan hari Maulid Nabi Saw, masyarakat merayakannya dengan berbagai bentuk kegembiraan. Seperti masyarakat berbondong-bondong berkumpul di masjid atau mushola terdekat, sambil membawa nasi atau buah-buahan, dan membaca sholawat serta berzikir mendekatkan diri kepada Allah.  Setelah itu mereka berdoa masing-masing untuk dirinya sendiri, dan untuk keluarganya yang telah meninggal, dan diakhiri dengan menukar makanan satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, pada hari ulang tahun atau saat maulid nabi, mereka bersedekah atau mentraktir temannya dengan tujuan bersyukur atas kesehatan mereka yang sampai saat ini masih diberi oleh Allah. Mereka berdoa semoga dengan bersedekah ini semua doa-doanya bisa terkabulkan oleh Allah dan supaya jauh dari malapetaka.

Kebolehan memperingati hari ulang tahun ini disamakan dengan kebolehan merayakan maulid nabi yang mana di dalamnya mengandung unsur kebaikan, seperti saat kita merayakan Maulid Nabi banyak masyarakat yang bersedekah dan melakukan kebaikan, seperti santunan anak yatim atau memberi makanan dan uang kepada orang fakir miskin.

Maka merayakan hal tersebut boleh-boleh saja, asalkan tidak menyalahi aturan syariat, yang dibuktikan dalam kitab Ianah At-Thalibbin:

قَالَ الإِمَامُ ‌أَبُو ‌شَامَة شَيخُ المُصَنِفُ رَحِمَهُ الله تعالى: وَمِن أَحسَن ما ابتدع في زماننا ما يفعل في كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده – صلى الله عليه وسلم -: من الصدقات والمعروف وإظهار الزينة والسرور، فإن ذلك مع ما فيه من الإحسان إلى الفقراء يشعر بمحبة النبي – صلى الله عليه وسلم – وتعظيمه وجلالته في قلب فاعل ذلك، وشكر الله تعالى على ما من به من إيجاد رسوله الذي أرسله رحمة للعالمين – صلى الله عليه وسلم-

(Menurut Imam Abu Syamah: Termasuk Bid’ah Hasanah pada zaman ini, yang dilakukan pada setiap tahun yang bertepatan di hari lahirnya Nabi Saw. Ialah melakukan sedekah, melakukan hal baik, dan menunjukan kebahagiaan. Dan semua perkara tersebut besertaan perkara yang ada didalamnya termasuk perbuatan baik kepada fakir miskin, yang mana menunjukan kecintaan kita kepada Nabi SAW, dan mengagungkannya di dalam hati seorang yang melakukan kebaikan tersebut, dan menunjukan sifat bersyukur kita kepada Allah SAW atas adanya Rasullulah yang mana mengantarkan kita kepada rahmatnya).

Semoga bermanfaat.

Baca Juga:Merayakan Tahun Baru, Perlukah? 

 

Penulis: M Jamil Shobri, Mahasantri Ma’had Aly An-Nur II Al-Murtadlo Malang.

Editor: Muh. Sutan