Para santri saat di pesantren. (foto: irsyad)

Sang Pujangga

Aku mengenalmu secara sengaja
Pertemuan dan perbincangan singkat kemarin
Membuat aku secara langsung menaruh rasa

Kau begitu sempurna
Sangat berbeda dari kebanyakan laki-laki yang pernah ku kenal tanpa sengaja
Mengenalmu adalah hal yang sangat aku syukuri
Sebab tak semua bisa mengenalmu dengan sosok yang asli

Tapi aku hanya bisa mengagumi dirimu
Aku hanya bisa menyapamu dalam bait-bait doaku
Keinginan memilikimu adalah harapan terbesarku
Sebab hidupku berwarna karenamu

Inilah aku
Sang pengagum rahasiamu
Kepada pujangga hatiku
Semoga semesta mempersatukan ku denganmu

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Singkat
Sebelum mengenalmu
Aku benar-benar menjadi manusia dengan rasa diam terbesarnya
Begitupun dirimu layaknya diriku
Kita sama, sama-sama manusia yang tidak banyak bicara

Setelah kemarin
Tak sengaja aku duduk di sebelahmu
Dan kita berbincang hangat dengan topik yang sangat banyak
Membuat hatiku terbang sejauh-jauhnya
Membuat hatiku dipenuhi oleh berbagai bunga
Bersamamu lah aku seperti itu

Tapi kini
Kita kembali seperti semula
Seperti sedia kala
Seperti manusia yang tak pernah banyak bicara

Apakah sesingkat itu dirimu mengenalku?
Padahal aku mati-matian berusaha
Tapi kamu mati-matian menghindar


Antara Aku atau Khidmahmu
Teruntuk pujangga yang sedang menjaga
Terima kasih telah memberi kasih
Meski kisah kasih yang seharusnya sempurna

Mendadak sirna begitu saja
Bagaikan badai yang melahap habis
Permukaan di atas bumi biasanya

Tentang aku
Biarlah sembuh bersama waktu
Dan kamu
Teruslah mengabdi pada gurumu
Pada seseorang yang mengajarkan banyak hal padamu

Aku
Biarlah melangkah sendiri
Menapaki diri dan memperbaiki diri
Teruntukmu
Semoga Tuhan menyertai segala langkah baikmu



Penulis: Wan Nurlaila Putri

Editor: Rara Zarary