Wakil Ketua Satgas Nasional GKMNU, Alissa Wahid saat mengisi materi di workshop Keluarga Maslahat yang dilaksanakan di Pesantren Tebuireng Jombang.

Tebuireng.online—  Pesantren Tebuireng menjadi tuan rumah bagi acara Workshop Gerakan Keluarga Maslahat yang diinisiasi oleh Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), pada Sabtu dan Ahad (28-29/12/2024). Workshop ini bertujuan untuk mempercepat dan memperkuat peran keluarga dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan melalui berbagai program yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari tingkat pusat hingga desa.

Wakil Satgas Nasional GKMNU, Alissa Wahid, hadiri dan memberikan penjelasan bahwa Gerakan Keluarga Maslahat NU ini tidak hanya berlangsung di tingkat pusat, tetapi juga melibatkan berbagai satgas di tingkat provinsi, kabupaten, kota, hingga kecamatan. Hal ini dilakukan agar gerakan ini bisa berjalan lebih akseleratif dan menyeluruh.

Alissa Wahid menjelaskan bahwa Satgas Nasional GKMNU dibentuk untuk menggerakkan elemen-elemen dari berbagai lembaga di bawah naungan NU yang memiliki perhatian terhadap isu keluarga. Di tingkat provinsi, satgas ini terdiri dari tokoh-tokoh dari Syuriyah, Tanfidziah, serta perwakilan dari badan otonom NU seperti Muslimat NU, Ansor, Fatayat, IPNU, dan IPPNU. Tujuannya adalah agar program keluarga maslahat dapat berjalan lebih terkoordinasi, menggabungkan berbagai perspektif yang saling mendukung.

Di tingkat kabupaten dan kota, Satgas ini juga terbentuk untuk mempercepat pelaksanaan program-program di tingkat lokal. Alissa menekankan pentingnya struktur yang lebih fleksibel dan terintegrasi untuk meningkatkan efektivitas program, dibandingkan dengan struktur hierarkis yang terkotak-kotak seperti yang biasa ditemukan dalam organisasi tradisional. Satgas bekerja lintas bidang, seperti keuangan, pendidikan, dan manajemen, agar dapat menghadapi berbagai isu dengan solusi yang komprehensif.

Baca Juga: Diskusi Dinamika Pernikahan Di Masa Lalu dan Sekarang

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Program Kerja Satgas: Akselerasi Kemaslahatan Keluarga NU

GKMNU memiliki fokus utama pada peningkatan kualitas hidup keluarga NU, termasuk dalam aspek kesehatan, pendidikan, ekonomi, serta pemahaman keagamaan yang moderat. Dalam workshop ini, Alissa juga menyoroti beberapa program yang telah berhasil dijalankan, seperti kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan terkait program “Tuntas Stunting dalam Perspektif Agama”, yang melibatkan berbagai elemen NU, termasuk IPNU, IPPNU, Muslimat, dan Fatayat.

Selain itu, Satgas juga bertugas untuk mengonsolidasikan program-program yang ada di dalam tubuh NU. Sebagai contoh, jika Ansor memiliki program kewirausahaan dan Fatayat juga memiliki program serupa, satgas akan mengumpulkan data dan mencari peluang untuk menggabungkan kedua program tersebut agar lebih kuat dan lebih luas jangkauannya.

Alissa menegaskan bahwa salah satu puncak dari gerakan keluarga maslahat adalah pembentukan kader-kader di tingkat desa yang akan menjadi motor penggerak program-program keluarga maslahat NU. Desa diharapkan bisa menjadi tempat yang kaya akan program seperti literasi keuangan, pendidikan keluarga, dan peningkatan kapasitas warga, termasuk dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi.

Program seperti “Cerdas Desa”, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang ekonomi dan kesehatan, serta menggerakkan program-program pemerintah di desa agar lebih terintegrasi dengan kebutuhan masyarakat NU, menjadi harapan besar dalam workshop ini. Harapannya, para kader desa yang terlibat dapat mengakses berbagai program pemerintah, seperti program mikro kredit dan pelatihan kewirausahaan, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga NU di desa.

Dimensi Keluarga Maslahat NU: Sehat, Sejahtera, Terkelola dengan Baik

GKMNU, menurut Alissa, juga memiliki target besar dalam menciptakan keluarga-keluarga yang sehat, sejahtera, terdidik, moderat, dan cinta alam. Gerakan ini melibatkan program-program yang sangat beragam, mulai dari pengentasan stunting, pengelolaan keuangan keluarga, hingga pendidikan anak-anak di lingkungan NU agar tetap bersekolah minimal hingga tingkat SLTA. Bahkan, pesantren juga dilibatkan dalam upaya menciptakan pendidikan yang mendukung tumbuh kembang keluarga yang lebih baik.

Baca Juga: Nyai Nur Rofi’ah Kenalkan Konsep Keluarga Maslahah

Selain itu, Alissa juga mengungkapkan bahwa salah satu prinsip penting dari gerakan ini adalah moderasi beragama atau Aswaja, yang menjadi dasar bagi setiap keluarga NU untuk hidup dalam harmoni, saling menghargai, dan menjaga keseimbangan hidup. GKMNU juga mendorong keluarga NU untuk peduli terhadap lingkungan, dengan kegiatan seperti pengelolaan sampah, penghijauan, dan kesadaran terhadap bencana alam.

Acara workshop ini menjadi titik awal bagi Gerakan Keluarga Maslahat NU untuk lebih memperkuat peran keluarga dalam memajukan kesejahteraan umat. Dengan adanya satgas di setiap level, dari pusat hingga desa, GKMNU ingin agar semua program berjalan lebih efektif dan sinergis, sehingga dapat mencapai tujuan utama yakni menciptakan keluarga-keluarga NU yang sejahtera, sehat, terdidik, dan moderat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.



Pewarta: Albii