Ratusan mahasiswa Jombang yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa saat melakukan longmarch dari kampus Universitas Darul Ulum (Undar) menuju kantor DPRD Jombang, Rabu (06/09/17), (Foto: Ririf)

Tebuireng.online- Aliansi mahasiswa Jombang yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) mengecam terjadinya  krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Aksi tersebut dipicu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya di Myanmar  yang tidak kunjung usai.

Puluhan mahasiswa yang terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jombang itu melakukan longmarch dari kampus Universitas Darul Ulum (Undar)  menuju kantor DPRD Jombang, Rabu (6/9/17).

Dalam aksinya, mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan diantaranya mendesak pemerintah untuk aktif memberikan bantuan atas krisis kemanusiaan Rohingya. Dalam pantauan Tebuireng Online di lapangan, terlihat beberapa mahasiswa menaburkan bunga di atas replika bendera Myanmar sebagai tanda matinya rasa kemanusiaan di negara tersebut.

Koordinator Umum GAM, Abdul Majid mengungkapkan bahwa dengan adanya aksi kemanusiaan ini menunjukkan bahwasanya mahasiswa tidak diam melihat tindakan keji terhadap etnis Rohingya.

“Tuntutan kami ada lima, diantaranya Pertama, mendesak pemerintah untuk menyelamatkan Muslim Rohingya, Kedua adili pelaku genosida di Rohingya, Ketiga usir Kedubes Myanmar dari Indonesia, Keempat Cabut Nobel perdamaian Aung San Suu Kyi, dan Kelima coret Myanmar dari ASEAN,” terang Ketua Umum PC PMII Jombang ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kelima tuntutan tersebut menurutnya, telah Ia sampaikan kepada Wakil Ketua DPRD Jombang, Subaidi Muchtar. “Iya langsung kami sampaikan ke DPRD, dan diterima oleh wakil ketuanya,” imbuh Majid, sapaan akrabnya.

Selain itu, mahasiswa juga mengumpulkan  tanda tangan dari masyarakat yang mendukung penuh aksi kemanusiaan mereka.

“Ada ratusan tanda tangan yang sudah kami kumpulkan, ini tandanya masyarakat Kota Santri sangat menolak keras tindakan anarkis pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya yang mayoritas beragama Islam.” terangnya.


Pewarta: Rif’atuz Zuhro

Editor: Munawara

Publisher: Rara Zarary