Peserta tes seleksi masuk Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang mengikuti tes dengan khidmat, Ahad (06/05/18). (Foto: Anis)

Tebuireng.online- Tes seleksi penerimaan mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng gelombang satu dilaksanakan sejak (06/05/18) hingga berlangsung hari ini (07/05/18) di gedung Ma’had Aly Tebuireng Jombang. Tes tersebut meliputi dua tahap,  yaitu tes tulis dan tes lisan. Dalam tes tulis terdiri dari dua materi, yaitu bahasa Arab dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Sementara dalam tes lisan meliputi tes membaca Al Quran dan kitab Fathul Qarib dari bab shalat hingga bab haji.

Dari tes gelombang pertama ini, ada enam puluh kuota mahasantri baru yang akan diterima dengan perincian tiga puluh lima mahasantri putra dan dua puluh lima mahasantri putri. Ini adalah kali kedua Ma’had Aly membuka kuota banyak dengan kelas yang dipisah antara putra dengan putri.  Karena ditahun-tahun sebelumnya Ma’had Aly hanya menerima 40 mahasantri yang terdiri dari 30 mahasantri putra dan 10 mahasantri putri.

Dalam tes pertama ini, tampak seluruh calon mahasantri baru bersemangat dan antusias untuk mengikuti beberapa seleksi. Ditambah dengan persiapan yang matang, mereka siap menjawab pertanyaan yang diujikan. Bahkan ada yang pernah ikut tes tahun lalu akan tetapi gagal dan masih bertahan memperjuangkan kembali sampai saat ini.

Menurut mayoritas calon mahasantri baru yang kami dapat dalam hasil wawancara, tes yang mereka lalui lumayan mudah dan cukup menegangkan.

Abdus Syukur calon mahasantri baru asal Sumenep mengungkapkan alasannya mengapa ia lebih memilih Ma’had Aly daripada yang lain.  “Sebenarnya saya sudah diterima di salah satu universitas negeri melalui jalur SPAN-PTKIN,  tetapi tidak saya ambil karena saya rasa Ma’had Aly adalah pilihan yang tepat untuk mendalami ilmu agama,  kitab kuning,  dan bahasa Arab,” jelasnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu, Riko salah satu calon mahasantri baru asal Palembang  mengaku cocok dengan jurusan yang ada di Ma’had Aly yaitu Hadits dan Ilmu Hadits.  “Saya serentan dengan ilmu hadits sekaligus supaya saya bisa muroja’ah kembali kitab yang pernah dipelajari sebelumnya”, ungkapnya.

Calon mahasantri baru tersebut ternyata sudah enam tahun lamanya berkelana mencari jati diri setelah kelulusannya dari bangku madrasah aliyah di Palembang. Tentu tidak wajar lagi jika dari segi keilmuannya sudah matang dan siap untuk menjadi mahasantri Ma’had Aly.

Awalnya pengumuman kelulusan disepakati pada tanggal 9 Mei 2018, akan tetapi karena Rektor Ma’had Aly masih melaksanakan umroh, maka pengumuman ditunda pada tanggal 21 Mei 2018.


Pewarta: Rofiqatul Anisah

Editor/Publisher: RZ