Sumber: google.co.id

Oleh: Rafiqatul Anisah*

Sebut saja Sulaiman bin Mihran atau lebih terkenal dengan panggilan al-A’masy. Beliau adalah salah seorang ulama asal Kufah yang sangat terkemuka. Beliau mempunyai kehormatan dan wawasan yang luas serta mempunyai kisah-kisah menarik dan lucu.

Pemilik nama lengkap Sulaiman bin Mihran al-Asadi al-Kahlili, Abu Muhammad Al-Kufi al- A’masy ini adalah seorang ulama yang ahli dalam al-Quran dan hadits yang mendapat julukan al-Mushaf karena kejujurannya. Para ulama datang kepada beliau untuk mentashih (mengoreksi hafalannya). Beliau adalah seseorang yang miskin harta, namun kaya dengan ilmu pengetahuannya. Isa bin Yunus berkata, “Kami belum pernah melihat orang-orang kaya dan para pejabat pemerintah dalam majelis A’masy yang lebih hina dari mereka, meski Al- A’masy sangat membutuhkan harta.”

Al-A’masy berasal dari daerah ar-Rayyi. Ada yang mengatakan bahwa beliau lahir di desa tempat kelahiran keluarganya yang masuk wilayah Thabaristan pada tahun 61 Hijriyah. Kemudian mereka pindah ke Kufah saat beliau masih kecil, namun ada juga yang mengatakan bahwa dia pindah ke Kufah saat ibunya mengandungnya.

Sanjungan para ulama terhadap al-A’masy akan jiwa mulianya, diantaranya ialah Ahmad bin Abdillah Al- Ajali mengatakan bahwasanya Al- A’masy adalah orang yang kokoh pendirian dan kuat hafalannya. beliau adalah juru bicara penduduk Kufah pada masanya, dan ada yang mengatakan bahwa beliau menguasai empat ribu hadits, akan tetapi beliau tidak mempunyai kitab. Ahmad berkata, “Dia sering membaca Al- Qur’an, fasih dalam membacanya dan salah seorang pakar di bidangnya”.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Al-A’masy adalah seorang yang ahli ibadah. Waki’ bin al-Jarrah berkata, “Hampir selama tujuh puluh lima tahun Al- A’masy tidak pernah tertinggal dari takbiratul ihram pertama (melakukan shalat di awal waktu).” Sungguh beliau selalu menjaga shalat jama’ahnya dan selalu berusaha berada di barisan depan.

Guru-guru Al-A’masy antara lain; Abdullah bin Abi Aufa, Zaid bin Wahab, Abu Wail, Abu Amr asy-Syibani, Qais bin Hazim, Isma’il bin Raja’ dan lain-lain. Sementara murid-muridnya yang meriwayatkan darinya antara lain; al-Hakam bin Utaibah, Zubaid Al- Yami, Sulaimam at-Taimi, Suhail bin Abi Saleh, Muhammad bin Wasi’ Syu’bah, As-Sufyan, dan lain-lain.

Adz-Dzahabi mengatakan bahwasanya al-A’masy meninggal pada Bulan Rabi’ul Awwal tahun 148 Hijriyah di Kufah. Ketika itu, bersamaan dengan meninggalnya beberapa tokoh ulama juga, yaitu; Ja’far bin Muhammad As- Shadiq dari Madinah, beberapa tokoh ulama Mesir; Syaihk Amr bin Al- Harits (ahli fikih), Syaikh Himsh Muhammad bin Al- Walid Az- Zubaidi, Syaikh Wasith Al- Awwam bin Hausyab dan hakim Agung Kufah serta salah seorang ahli fikihnya Muhammad bin Abdurrahman Ibnu Abi Laila. Betapa menyedihkan bagi umat muslim ketika itu ditinggal oleh para tokoh terkemuka di masanya.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang

Sumber: Buku 60 Biografi Ulama Salaf, karya Syaikh Ahmad Farid Siyar A’lam An- Nubala’