(kemeja putih) KH. Salahuddin Wahid, penasihat Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari berfoto bersama para narasumber seminar nasional aktualisasi Resolusi Jihad, Ahad (11/11/18). (Foto: Kopiireng)

Tebuireng.online- Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari Tebuireng mengadakan Seminar Nasional, Ahad (11/11/18). Acara dilaksanakan di aula gedung KH M Yusuf Hasyim Lt.3 Pesantren Tebuireng. Dalam kesempatan ini, hadir Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Lucky Hermawan, Imam Besar Nasional Masjid Al-Akbar Surabaya, Prof. Ahmad Zahro, dan Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Timur, Gogot Cahyo Baskoro.

Kesempatan pertama dipersilahkan kepada Yudi Latief, sebagai Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, yang membahas tentang “Antisipasi Politik Identitas dalam Pemilu 2019”. Dalam seminar itu, ia membahas tantang keIndonesiaan dan keIslaman atau nasionalis dan agamis. Menurutnya manusia pada dasarnya memiliki karakter seperti simpanse 90% dan lebah 10%. Simpanse ini menggambarkan tentang mementingkan diri sendiri dan lebah yang mementingkan kebersamaan.

“Manusia yang mulia adalah yang bermanfaat untuk bersama. Kita dapat menolong tanpa pandang bulu. Kalau matematika ada sebuah bilangan tidak bisa dijumlahkan tanpa penyebutnya disamakan. Sama halnya Indonesia, penyebut yang harus disamakan itu adalah Pancasila. Nilai moral ada 6 yaitupeduli, keadilan,kebebasan, loyalitas, respek, kesucian,” terang ketua pusat studi Islam dan kenegaraan Indonesia ini.

Selanjutnya, Gogot Cahyo Baskoro dari divisi sosialisasi dan partisipasi masyarakat KPU-Jawa Timur menerangkan tentang “Isu Krusial Undang Undang Pemilu No.7 Tahun 2017 Menuju Pemilu Berintegritas.”

“Pada UU Pemilu No.7 Tahun 2018 merupakan gabungan dari 3 undang-undang yaitu UU 42/2008 tentang pemilihan capres cawapres, UU 13/2011 tentang penyelenggaraan pemilu,, dan UU 8/2012 tentang pemilihan legislatif. Ini dilakukan untuk persatuan dan untuk menghindari multi tafsir. Penyelenggaraan pemilu oleh 3 lembaga yaitu KPU, BAWASLU, dan Tim Pemeriksa Daerah. Pada pemilu tahun 2019 pada tanggal 17 April akan mendapat 5 suara untuk dipilih yaitu pemilihan Presiden dan Wapres, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota,” jelas Gogot Cahyo Baskoro.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kesempatan terakhir disampaikan oleh Prof. Ahmad Zahro Al-Hasani, sebagai Imam Besar Masjid Al-Akbar Surabaya, yang menerangkan tentang “Nilai-Nilai Agama Sebagai Inspirasi dan Dasar Untuk Menjaga Persatuan Bangsa.” Ia menerangkan selama umat Islam masih hadir ke masjid dan menjaga ukhuwah dan persatuan, maka tidak perlu adanya kekhawatiran perpecahan.

“Jika umat Islam bersatu, NKRI akan utuh. Menurut saya yang neko-neko itu bukan orang masjid tapi orang luar masjid. Perlu diketahui, santri itu sangat sakti. Dulu tank penjajah dikeplak langsung macet. Dengan cara zikir-zikir. Umat Islam tidak ada masalah dengan NKRI, walau ada sebagian itu harus dibina bukan dimusuhi. Intinya kalau kita ngubek masalah Pancasila berarti tidak berterima kasih kepada Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari atau Resolusi Jihad dan tidak bersyukur kepada Allah,” ujarnya.

Pewarta: Seto Galih

Editor/Publisher: RZ