Ilustrasi air doa

Pernahkah kamu melihat seorang kiai membacakan doa di atas segelas air? Atau mendengar cerita tentang air yang tiba-tiba bisa menyembuhkan setelah diberi doa? Saya dulu sering skeptis dengan hal-hal seperti ini. Tapi setelah menyelami lebih dalam, ternyata ada sesuatu yang menarik di balik tradisi ini.

Kita semua tahu air itu cairan bening yang kita minum setiap hari. Tapi tahukah kamu, dalam banyak tradisi spiritual, air dianggap sebagai media yang “hidup”? Penulis pernah membaca penelitian seorang ilmuwan Jepang yang bikin saya ternganga. Ternyata, ketika air diperdengarkan ayat suci, struktur molekulnya berubah menjadi bentuk kristal indah seperti permata. Air yang didoakan atau dikasih kata-kata positif membentuk pola kristal hexagonal yang simetris. Sementara air yang dapat kata-kata kasar malah membentuk struktur acak-acakan. Ini bikin saya berpikir jangan-jangan air itu memang bisa mendengar?.

Secara ilmiah, air memiliki kemampuan merekam informasi layaknya pita magnetik atau cakram digital. Paparan pesan positif dari air dapat meningkatkan kesehatan tubuh, sementara informasi negatif berpotensi menimbulkan penyakit. Doa dan ayat Al-Quran, sebagai kalimat-kalimat mulia, secara alami mendapatkan respons positif dari air. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Masaru Emoto, ilmuwan Jepang, yang menunjukkan bahwa air yang didoakan membentuk kristal heksagonal dengan lima cabang daun yang berkilauan indah (Suci Wulandari & Abd. Rahman, 2023).

Masaru Emoto, ilmuwan itu namanya, dalam bukunya “ The Message from Water” menunjukkan bukti nyata. Emoto menjelaskan bahwa penyakit pada tubuh menandakan adanya ketidakseimbangan gelombang, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan menyeimbangkan kembali gelombang tersebut menggunakan air yang frekuensinya selaras dengan tubuh. Efektivitas air dalam membersihkan tubuh akan mencapai tingkat optimal setelah diberikan doa-doa (Syahlan M., dkk, 2022).

Yang lebih mengejutkan lagi, tubuh kita 80%-nya adalah air. Otak kita? 90% air, darah kita? Hampir 95% kandungannya air (Kuriawan H. & Maharani F. G., 2023). Jadi ketika kita minum air yang sudah diberi doa, sebenarnya kita sedang memprogram sel-sel tubuh kita dengan energi positif. Contohnya, bisa dilihat dari air Zamzam, Rasulullah SAW sendiri bersabda:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

حَدَثَنَا هِشَامٌ بْنُ عَمَّارٍ حَدَثَنَا الْوَليْدُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُؤَمَّلِ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا الزُّبَيْرِ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُوْلُ: سَمِعْتث رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ.

Artinya: Hisyam Bin Ammar menceritakan kepada kami, Al-Walid bin Muslim menceritakan kepada kami: Abdullah bin Mu’mal berkata: bahwa beliau mendengar Abu Az-Zubair pernah berkata: aku mendengar Jabir bin Adullah pernah berkata: aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: “Air Zam-zam berkhasiat sesuai dengan niat tujuan diminum oleh penggunanya.” (Holisatur R., dkk, 2024). Tidak mengherankan jika air zamzam begitu berkhasiat, sebab ia telah menyimpan doa-doa dari jutaan manusia selama ribuan tahun. Dalam Al-Qur’an pun disebutkan bahwa air termasuk makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kehidupan.

Di pesantren, penulis lazim melihat kiai mengisi air dengan doa. Kadang untuk orang sakit, kadang untuk anak yang mau ujian. Awalnya saya menganggap ini cuma tradisi. Tapi setelah mempelajari penelitian tentang memori air, saya mulai paham bahwa mungkin ada penjelasan ilmiah di baliknya. Yang jelas, dalam Islam kita diajarkan bahwa penyembuh sejati adalah Allah. Air doa hanyalah wasilah. Mungkin inilah contoh indah bagaimana sains dan agama bisa berjalan beriringan.

Meskipun al-Quran tidak secara khusus menyebutkan tentang meminum air yang telah didoakan oleh seorang kiai, tetapi terdapat beberapa ayat dalam al-Quran yang menjelaskan air sebagai sumber kehidupan sekaligus sarana untuk memperoleh keberkahan dalam Q.S. An-Nahl ayat 10:

هُوَالْذِيْ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً لَكُمْ مَّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُوْسِيْمُوْنَ.

Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.”

Ayat ini menggambarkan betapa besar kasih sayang Allah kepada manusia melalui beragam nikmat yang Dia berikan. Dia menurunkan hujan dari langit, menghidupkan bumi yang kering, dan memberikan kita air jernih untuk minum baik untuk kita maupun hewan-hewan yang kita pelihara. Air itu juga menyuburkan tanah, menumbuhkan pepohonan hijau yang menjadi makanan ternak kita. Dari sana, kita bisa memanen susu, daging, dan bulu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semua ini adalah bukti bahwa Allah sungguh Maha Pemurah, mengatur segala sesuatu dengan sempurna agar manusia bisa hidup sejahtera.

Penulis punya pengalaman nyata soal ini. Teman sekamar penulis di pesantren pernah mengalami kecelakaan parah sampai dokter bilang kakinya harus diamputasi. Tapi setelah minum air doa dari kiai dan tetap diobati dokter, alhamdulillah kakinya bisa diselamatkan. Dokternya sendiri pun heran melihat perkembangannya.

Dari semua pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa air doa bukan sekadar air biasa. Ia adalah pertemuan antara kekuatan doa, keajaiban ilmiah, dan kekuasaan Tuhan. Tapi yang paling penting adalah keyakinan kita bahwa kesembuhan datang dari Allah semata. Selama kita meminum air do’a dari kiai untuk penyembuhan penyakit dengan keyakinan bahwa Allah lah yang menyembuhkan itu hukumnya diperbolehkan, karena air do’a hanya washilah untuk penyembuhan penyakit. Jadi lain kali kamu melihat kiai mendoakan air, mungkin kamu bisa melihatnya dengan perspektif baru. Siapa tahu, mungkin suatu saat nanti sains akan menemukan lebih banyak lagi rahasia di balik tradisi ini. Wallahua’lam bisshowab

 Baca Juga: Doa yang Cepat dan Tidak Langsung Dikabulkan Allah


Referensi

Hidayatullah, K., & Gandasari, M. F., (2023), Dampak Kehilangan Cairan Terhadap Aktivitas Lari 5 Putaran Sebelum dan Sesudah Dehidrasi, Tasikmalaya: Jurnal Of S.P.O.R.T.

Mattiro, S., Syihabuddin, Kosasih, A., Iham, (2022), Nilai dan Kepercayaan Masyarakat Banjar terhadap “Air Do’a” Dari Tuan Guru, Makassar: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, Issu. 3.

NU Online, Tafsir Al-Wajiz, Jakarta: Al-Qur’an NU Online.

Rahma, H., Nandari, E. A., Fitriyah, A. W., (2024), Air Zam-zam dalam Perspektif Hadis dan Sains (Upaya Mendamaikan Agama dan Sains), Semarang: Jurnal Riset Ilmu Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 3.

Wulandari, S., & Rahman, A., (2023), Air Do’a dalam Tradisi Pembacaan Hizib Nahdhotul Wathon: Studi Living Qur’an di Desa Sembalun Bumbung, Lombok Timur, Kediri: Jurnal Studi Teks Agama dan Sosial.


Penulis: Muhammad Ni’amul Hikam

Editor: Sutan Alam Budi