Santri dan alumni yang tergabung dalam Orda Hisma ikuti bedah Majalah Tebuireng di masjid An-Namiroh Mojokerto (foto: majalahtbi)

Tebuireng.online– Organisasi Daerah (Orda) Himpunan Santri Majapahit (Hisma) Tebuireng menggelar peringatan Milad ke-58 secara meriah di Masjid An-Namiroh Firdaus, Mojokerto, Rabu (2/7/2025). Rangkaian acara ini dikemas dalam bentuk seminar bertajuk bedah Majalah Tebuireng edisi 97 yang mengangkat tema “Barokatologi: Menuju Berkah yang Tak Salah Makna.”

Bedah majalah tersebut mengusung topik diskusi “Relevansi Nilai Keberkahan dalam Meraih Kesuksesan Menurut Perspektif Nasional,” dan sekaligus menjadi ajang silaturahmi alumni Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Mojokerto Raya.

Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam kegiatan ini. Di antaranya, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Machfudz beserta Nyai Hj. Lelly Lailiyah Hakim, KH. Amir Jamiludin dari Pesantren Walisongo Jombang, dan KH. Irfan Yusuf Hasyim dari Pondok Pesantren Al Faroz Putri sekaligus Kepala Badan Penyelenggara Haji Indonesia. Turut hadir pula Bupati Mojokerto terpilih, Dr. H. Muhammad Albarra, Lc., M.Hum, serta Ketua Ikapete Mojokerto Raya, KH. Ismail Arifin.

Baca Juga: Hadirilah Bedah Majalah Edisi Barokatologi di Milad Hisma Mojokerto

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Aufa Afriza Tsabita. Ketua panitia, Ahmad Djibril Alfareza, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara, khususnya kepada para alumni Ikapete dan anggota Hisma.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Perwakilan tim redaksi Majalah Tebuireng, Ustadz Syahrul Ramadhan, menyatakan rasa syukurnya karena majalah yang diterbitkan sejak 1986 itu dipercaya menjadi bahan kajian dalam kegiatan ini. Ia juga menginformasikan bahwa edisi ke-100 Majalah Tebuireng akan terbit dalam empat bulan mendatang.

Para alumni foto bersama tokoh dan pemateri Bedah Majalah Tebuireng

Sementara itu, perwakilan Ikapete Mojokerto Raya, Gus Aminuddin, berharap agar acara ini menjadi forum yang membawa keberkahan serta diridhai Allah SWT. Ia juga menyampaikan harapan agar ke depan panitia dapat lebih aktif berkoordinasi dengan para sesepuh Ikapete untuk kegiatan kolaboratif semacam ini.

Baca Juga: Organisasi Daerah (ORDA) Cikal Bakal Lahirkan Pemimpin dari Pesantren

Pengasuh Pondok Pesantren Masruriyah Tebuireng, Gus Faris Mirza, dalam amanatnya mengungkapkan bahwa tema keberkahan menjadi dorongan utama dirinya untuk hadir. Ia mengingatkan bahwa keberkahan bukanlah jalan pintas untuk menghindari proses, tetapi buah dari kesabaran dan ketekunan dalam menuntut ilmu dan berkhidmat. “Ngaji dulu, barokah kemudian. Jangan barokah dulu, ngajinya belakangan,” ujarnya, mengutip pesan yang pernah ia cetak di kaos.

Ia juga menegaskan bahwa keberkahan dalam rezeki hanya bisa diraih melalui jalan yang halal dan penuh keikhlasan, bukan melalui cara instan yang menyesatkan. “Jika keberkahan terasa murah dan mudah didapat, bisa jadi itu hanyalah fatamorgana,” tandasnya.

Sebagai simbol perayaan milad, dilakukan pemotongan tumpeng oleh KH. Ismail Arifin. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi talk show yang menghadirkan dua narasumber utama: Dr. KH. Ahmad Musta’in Syafi’i, M.Ag, dan Dr. KH. Ahmad Roziqi, Lc., M.H.I. Diskusi ini dipandu oleh Ustadz Abdillah Afabih dari tim redaksi Majalah Tebuireng.

Dalam pemaparannya, KH. Ahmad Roziqi menegaskan bahwa keberkahan adalah kepastian karena bersumber langsung dari Allah SWT. Ia juga menjelaskan konsep tabarruk, yakni upaya mencari berkah melalui hal-hal yang berkaitan dengan orang-orang saleh. Praktik ini, menurutnya, telah ada sejak masa Rasulullah SAW dan para sahabat.

Baca Juga: Pengurus Organisasi Daerah se-Jawa Timur Resmi Dilantik

Sementara KH. Musta’in menyampaikan bahwa keberkahan bukan hanya diukur dari hasil, tetapi juga dari proses dan usaha yang ditempuh. “Keberkahan tidak datang begitu saja. Ia lahir dari perjuangan, kesabaran, dan adab dalam menempuh jalan ilmu maupun kehidupan,” jelasnya.

Acara Milad Hisma ke-58 ini menjadi momentum penting bagi para santri dan alumni untuk merefleksikan nilai-nilai keberkahan dalam kehidupan pribadi, sosial, dan keumatan secara lebih luas.



Pewarta: Albii
Editor: Rara Zarary