Ilustrasi puasa sunnah Syawal setelah puasa Ramadan. (sumber: tribhunnews)

Setelah menjalani ibadah puasa Ramadan yang penuh dengan keberkahan dan pahala, umat Islam di seluruh dunia kembali diingatkan tentang pentingnya melanjutkan ibadah dan meningkatkan kualitas diri. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menjalani puasa Syawal, yaitu puasa yang dilakukan pada bulan Syawal, bulan yang datang setelah Ramadan.

Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Nabi yang populer di kalangan Muslim.

  1. Hadis riwayat Muslim

مَنْ صَامَ رَمَضانَ ثُمَّ أَتَبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كانَ كصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (ganjaran) puasa selama setahun penuh.” (HR Muslim)

  1. Hadis riwayat Ibnu Majah

عن ثوبان عن رسول اللہ ﷺ أنه قال : من صام رمضان وستة أيام بعد الفطر كان تمام السنة من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa satu bulan Ramadan, ditambah enam hari (Syawal) setelah Idul Fitri, pahala puasanya seperti pahala puasa satu tahun. Dan siapa yang mengerjakan satu amalan kebaikan, baginya sepuluh kebaikan.” (HR Ibnu Majah).

Puasa Syawal memiliki keutamaan yang sangat besar dan dapat membantu umat Islam meningkatkan kualitas diri dan menggapai pahala berlipat. Dalam tulisan ini, kita akan membahas tentang pentingnya puasa Syawal, keutamaannya, dan bagaimana cara menjalankannya dengan benar.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam melaksanakan puasa Syawal, niat mesti benar-benar diperhatikan. Karena niat merupakan salah satu faktor yang menentukan sah dan tidaknya puasa Syawal, sekalipun hukumnya sunnah.

Niat tempatnya di hati. Karena itu, saat berniat, seseorang di dalam hatinya mesti menyatakan maksud (qashad), dalam hal ini berpuasa Syawal. Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya.

Syaikh Ahmad Zarkasih menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “bekal Ramadan”, Yang Perlu Diketahui dari Puasa Syawal menjelaskan, perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum puasa Syawal merupakan sesuatu yang wajar dan sudah lama terjadi sejak 13 abad lalu.

Baca Juga: Bolehkah Menggabungkan Qadha Puasa Ramadan dan Puasa Syawal?

Puasa Syawal menurut jumhur ulama, selain madzhab al-Malikiyah, menyandarkan pendapat mereka bahwa puasa 6 hari syawal itu dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahih-nya.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Ayyub al-Anshariy, bahwa Nabi SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Dalam hadits sahabat Abu Ayyub al-Anshariy ini ada pahala yang dijanjikan oleh Allah swt kepada muslim tapi tanpa ada ancaman untuk mereka yang tidak mengerjakan. Artinya ini adalah anjuran, yang berarti sebuah kesunnahan. Dan bukan sebuah kewajiban karena tidak ada ancaman dalam meninggalkannya.

Keabsahan dalil puasa Syawal diungkapkan oleh Syekh Abdullah bin Abdul al-Bassam seorang ulama’ ahli tafsir, fiqih dan hadis yang berasal dari Mekkah.

“Hadis berpuasa enam hari di bulan Syawal merupakan hadis yang shahih, hadis ini memiliki periwayatan lain di luar hadis Muslim. Selain hadis Muslim yang meriwayatkan hadis berpuasa enam hari di bulan Syawal antara lain; Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi.”

Kapan Waktu Puasa Syawal

Waktu pelaksanaan puasa Syawal 6 hari baru boleh dilaksanakan mulai tanggal 2 Syawal. Apabila melaksanakan puasa sunah enam hari ini pada tanggal 1 Syawal maka hukumnya tidak sah dan haram. Dalam hadis disebutkan, dari Abu Sa’id al-Khudri, beliau berkata,

عن عمر بن الخطاب وأبي هريرة وأبي سعيد رضي الله عنهم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى عن صوم يوم الفطر ويوم الأضحى

“Nabi Muhammad Saw., melarang berpuasa pada dua hari raya; Idul Fitri dan Idul Adha. (maksudnya tanggal satu Syawal atau sepuluh bulan Dzulhijjah). Praktik berpuasa 6 hari di bulan Syawal sama dengan berpuasa di bulan Ramadlan, boleh bersahur dan berhenti sahur saat waktu imsak. Perbedaannya, pada saat melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal, boleh dilakukan secara berurutan atau berselang hari yang penting masih di bulan Syawal.

Apabila hendak puasa 6 hari berturut-turut maka menggunakan niat yang ada di bawah ini:

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَﺪٍ ﻋَﻦْ ِﺳﺘَﺔٍ ِﻣﻦْ ﺷَﻮَﺍﻝٍ ﺳُﻨَﺔً ِﻟﻠَﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻲ

Latin: Nawaitu Shauma Ghadin ‘Ansittatin Min Syawaali Sunnatan Lillaahi Ta’aalaa.

Arti: Aku niat berpuasa sunnah 6 Hari bulan Syawal karena Allah Ta’ala”.

Baca Juga: Bolehkah Puasa Syawal sebelum Qada Ramadan?

Niat Puasa Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali lillaahi ta’aala

Arti: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.

Wallahu a’lam Bishowab…



Penulis: Fatih, Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari.