Ilustrasi Senja di bulan Ramadan. (sumber: pngtree)

Senja di Bulan Ramadan

di sudut rumah yang tak lagi muda
ibu duduk dengan doa di dada
wajahnya adalah kitab waktu
terukir garis rindu yang bisu

ramadan merayap pergi perlahan
seperti desir angin di batas halaman
aku ingin menggenggamnya erat
seperti tangan ibu yang hangat

namun waktu adalah sungai yang mengalir
tak bisa dicegah tak bisa dipungkir
ibu menatapku dengan senyum sendu
seakan berkata aku selalu untukmu


Doa Tak Pernah Lelah

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

di sepertiga malam ibu bersujud
seperti pohon tua yang tak pernah rapuh
namun aku tahu di dalam dadanya
doa-doa terkepal bersama lelah

ramadan akan pamit esok hari
meninggalkan jejak di lantai sunyi
ibu berkata jangan biarkan ia pergi
tanpa membawa tangis dan doa suci

aku pun menggenggam jemarinya erat
seakan waktu bisa kuikat
namun ibu hanya tersenyum dan berkata
ramadan tak pernah benar-benar tiada


Ramadan dan Bayangan Perpisahan

aku takut kehilanganmu ibu
seperti aku takut ramadan berlalu
sebab dalam doa-doa dan sujudmu
ada rumah yang selalu kutuju

waktu seperti debu di jendela
menempel lalu hilang tanpa suara
dan aku hanya bisa meraba
jejak kasihmu dalam cahaya senja

ramadan akan pergi dalam hitungan hari
seperti ibu yang kian sunyi
tapi aku tahu dalam hatiku
tak ada yang benar-benar berlalu



Penulis: Albii