Ilustrasi hubungan harmonis seorang kakak dan adik (saudara).

“Ada banyak orangtua yang membandingkan kualitas, prestasi, atau kemampuan anak (kakak-adik) dan saya tidak ingin menjadi ibu yang demikian.” 

Sebagai seorang ibu, saya sering kali merenung tentang bagaimana cara terbaik mendidik anak-anak untuk menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan tentunya memiliki rasa saling menghargai satu sama lain. Salah satu hal yang paling penting bagi saya adalah bagaimana anak-anak, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda, dapat saling menjaga, berkolaborasi, dan mendukung satu sama lain untuk meraih kesuksesan bersama. Karena dalam keluarga, saudara adalah teman seumur hidup, dan hubungan antar saudara ini menjadi pondasi yang sangat kuat dalam perjalanan hidup mereka.

Bagi banyak orangtua mungkin tantangan terbesar adalah menghindari perbandingan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Sering kali kita terjebak dalam perbandingan yang tidak adil, terutama ketika ada perbedaan capaian, minat, atau bakat di antara saudara. Namun, saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik dan tak ternilai harganya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menumbuhkan budaya saling mendukung dan menghargai satu sama lain, bukan malah saling dibandingkan dan diperselisihkan.

Kunci untuk Sukses Bersama Saudara

Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak saya belajar bahwa perbedaan adalah sesuatu yang harus dihargai, bukan menjadi alasan untuk merasa lebih unggul atau lebih rendah. Sebagai seorang ibu, saya berusaha untuk menanamkan nilai-nilai kolaborasi dan kerjasama antara mereka. Saya sering kali mengajak mereka untuk bekerja sama dalam berbagai hal, baik itu dalam kegiatan belajar, pekerjaan rumah, ataupun saat mereka berlibur bersama. Dalam kerjasama tersebut, saya menekankan pentingnya saling membantu dan memberi dukungan tanpa memandang siapa yang lebih pintar atau lebih berbakat.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Saya memiliki dua anak, kakak bernama Andi dan adik bernama Siti, yang memiliki kepribadian dan minat yang sangat berbeda. Andi sangat menyukai bidang matematika dan sains, sementara Siti lebih tertarik dengan seni dan desain. Meski memiliki bakat yang berbeda, keduanya sering bekerja sama dalam berbagai proyek, misalnya ketika Andi memerlukan bantuan dalam membuat presentasi visual untuk tugas sekolahnya, Siti dengan senang hati membantunya membuat desain yang menarik. Sebaliknya, ketika Siti membutuhkan bantuan untuk menghitung anggaran biaya dalam suatu proyek seni, Andi dengan sabar membantu menghitung dan memberikan masukan. Kerjasama ini tidak hanya membuat pekerjaan mereka lebih mudah, tetapi juga mendekatkan mereka sebagai saudara yang saling menghargai dan mendukung.

Baca Juga: Strategi Menciptakan Keluarga Maslahat

Saling mendukung bukan berarti harus selalu memberi bantuan secara langsung. Ini juga berarti memberi kesempatan bagi saudara kita untuk tumbuh dan berkembang dalam jalannya masing-masing. Saya sering kali mengingatkan anak-anak saya untuk tidak merasa terancam dengan kesuksesan satu sama lain. Ketika Andi meraih penghargaan di bidang akademik, saya mendorong Siti untuk merasa bangga dan termotivasi, bukan merasa iri atau terbebani untuk mengejar pencapaian yang sama. Sebaliknya, ketika Siti memenangkan kompetisi seni, saya mengajak Andi untuk merayakan prestasi tersebut dengan sepenuh hati. Begitu pula saat keduanya mengalami kegagalan atau kesulitan, mereka tahu bahwa mereka selalu memiliki satu sama lain untuk saling menguatkan dan memberi semangat.

Menghindari Perbandingan yang Merusak

Salah satu tantangan terbesar dalam hubungan antar saudara adalah godaan untuk membanding-bandingkan mereka. Sebagai orangtua, kita sering kali tidak sengaja membandingkan kemampuan atau prestasi anak kita dengan saudara kandung mereka. Hal ini bisa sangat merugikan, terutama bagi anak yang merasa dirinya selalu berada di bawah bayang-bayang saudaranya yang lebih unggul atau lebih menonjol. Dalam keluarga kami, saya berusaha untuk tidak membandingkan Andi dan Siti satu sama lain. Setiap anak memiliki perjalanan hidupnya sendiri, dan kita sebagai orangtua harus menghargai dan mendukung mereka dalam mencapai tujuan mereka masing-masing.

Saya ingat sekali ketika Andi merasa cemas karena sering dibanding-bandingkan dengan seorang sepupu yang memiliki kemampuan akademik luar biasa. Andi merasa bahwa apapun yang ia lakukan selalu tidak cukup. Saya kemudian berbicara dengannya, mengingatkan bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing dan bahwa ia juga memiliki potensi yang luar biasa meskipun tidak selalu terlihat di permukaan. Saya meminta dia untuk fokus pada pencapaian pribadi, bukan membandingkan dirinya dengan orang lain. Di sisi lain, saya juga mengingatkan Siti bahwa prestasi di bidang seni yang ia raih tidak perlu dibandingkan dengan Andi yang lebih menonjol di bidang akademik. Kedua bidang ini, meskipun berbeda, tetap memiliki nilai dan kontribusi yang sama penting dalam kehidupan.

Memberi Peluang dan Kesempatan yang Sama

Lebih dari sekadar saling mendukung, saya percaya bahwa saudara harus memberikan peluang dan kesempatan untuk masing-masing pihak agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dalam keluarga kami, saya selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan di mana anak-anak bisa saling memberikan ruang untuk berekspresi. Misalnya, meskipun Andi lebih sering berfokus pada pelajaran dan kegiatan akademik, saya tetap memberikan Siti kesempatan untuk mengeksplorasi minatnya dalam seni dan desain. Begitu pula, Andi juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan sains dan teknologi, sementara Siti didorong untuk terus mengasah kemampuan artistiknya.

Baca Juga: Persaudaraan di Mata Ulama Salaf

Penting bagi kita sebagai orangtua untuk mengajarkan bahwa memberi kesempatan itu bukan hanya berarti memberi dukungan moral, tetapi juga memberi kesempatan nyata untuk berkembang. Saudara yang lebih tua, misalnya, bisa memberi peluang kepada adik untuk mengambil peran dalam kegiatan keluarga, sementara saudara yang lebih muda bisa belajar banyak dari pengalaman saudara yang lebih tua.

Kunci untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara saudara terletak pada kolaborasi, saling mendukung, dan memberi kesempatan untuk tumbuh bersama. Sukses bukanlah sebuah kompetisi antar saudara, melainkan sebuah perjalanan yang bisa dilalui bersama-sama dengan cara saling menghargai dan mendukung. Ketika setiap anak merasa dihargai dan diberikan ruang untuk berkembang dengan caranya sendiri, mereka akan mampu meraih kesuksesan tanpa merasa terancam atau dibanding-bandingkan. Dalam keluarga, saudara bukan hanya tempat berlindung, tetapi juga teman sejati yang akan selalu ada di samping kita sepanjang hidup.



Penulis: Ummu Masrurah