Orang tua saat melihat nilai sekolah anak-anaknya.

Momen pembagian rapor adalah waktu yang dinantikan oleh banyak orang, baik oleh siswa maupun orang tua. Setelah satu semester penuh menjalani kegiatan belajar, ujian, lomba, dan berbagai evaluasi lainnya, para orang tua tentu berharap untuk mengetahui sejauh mana perkembangan akademik dan sosial anak-anak mereka. Pada saat menerima rapor, orang tua tidak hanya sekadar melihat nilai yang tertera, tetapi juga memanfaatkan momen ini untuk memberi dukungan yang positif agar anak-anak mereka semakin termotivasi. Berikut ini adalah lima hal penting yang harus diperhatikan orang tua saat menerima rapor anak.

1. Beri Apresiasi pada Setiap Proses Belajar Anak

Apresiasi yang diberikan oleh orang tua sangat penting untuk membangun rasa percaya diri anak. Dalam satu semester yang telah dilalui, anak tidak hanya berusaha mencapai nilai yang baik, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan. Sebagai orang tua, memberikan apresiasi terhadap usaha dan proses belajar anak, meskipun tidak selalu berbanding lurus dengan hasil, akan membuat mereka merasa dihargai. Apresiasi ini penting untuk memotivasi anak agar terus belajar dan berkembang tanpa merasa tertekan hanya karena hasil akhir.

2. Bangun Komunikasi yang Hangat dan Terbuka

Psikolog Intan Erlita menyarankan agar orang tua tidak terburu-buru marah ketika anak memperoleh nilai yang kurang memuaskan. Sebaliknya, orang tua harus membuka dialog dengan anak, mencari tahu alasan di balik kegagalan tersebut. Mengajukan pertanyaan seperti “Kenapa kamu bisa gagal?” dan “Apa yang bisa kamu lakukan supaya kedepannya tidak gagal lagi?” dapat membantu anak merasa lebih didengar dan dipahami. Dengan cara ini, orang tua tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga memahami proses yang dihadapi anak. Hal ini akan membantu anak untuk berkembang secara lebih holistik.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

3. Jangan Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Setiap anak memiliki keunikan dan caranya sendiri dalam belajar. Orang tua sebaiknya menghindari membandingkan anak mereka dengan anak lain, baik itu saudara kandung, teman, atau anak tetangga. Meskipun terkadang ada godaan untuk melakukan hal tersebut, terutama jika anak lain terlihat lebih sukses, hal ini justru bisa merusak rasa percaya diri anak. Ingatlah bahwa setiap anak memiliki potensi dan proses belajar yang berbeda, dan mereka berhak untuk dihargai tanpa harus selalu dibandingkan.

4. Berikan Reward yang Sesuai dengan Usaha Anak

Pemberian reward atau hadiah setelah anak mencapai prestasi tertentu bukan hanya tentang memberikan sesuatu yang mahal atau material. Reward yang dimaksud di sini adalah penghargaan atas usaha dan pencapaian anak yang sesuai dengan kebutuhannya. Reward bisa berupa pujian, waktu berkualitas bersama, atau aktivitas yang menyenangkan. Dengan memberikan reward yang tepat, anak akan merasa dimengerti dan dihargai, yang pada gilirannya akan memotivasi mereka untuk terus berusaha.

5. Follow Up dan Tindak Lanjut yang Tepat

Setelah menerima rapor, orang tua perlu melakukan tindak lanjut berdasarkan analisis terhadap hasil belajar anak. Jika terdapat penurunan prestasi dalam beberapa mata pelajaran, orang tua dapat memberikan bantuan tambahan, seperti les privat atau bimbingan intensif. Sebaliknya, jika anak sudah menunjukkan prestasi yang baik, orang tua bisa berusaha untuk membantu anak mempertahankan bahkan mengembangkan prestasi tersebut. Misalnya, dengan mendaftarkan anak ke lomba atau kompetisi yang relevan dengan bakat dan minat mereka. Ini tidak hanya membantu anak untuk terus berkembang, tetapi juga mengasah keberanian dan kepercayaan diri mereka.

Penting bagi orang tua untuk menjaga sikap bijak saat menerima rapor anak. Apresiasi, komunikasi yang hangat, dan penghindaran dari perbandingan akan membantu anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi. Pemberian reward yang tepat dan tindak lanjut yang cermat juga akan mendukung anak untuk terus berkembang, baik dalam hal akademik maupun kemampuan lainnya. Ingatlah bahwa rapor hanya merupakan salah satu indikator dalam perjalanan pendidikan anak, bukan ukuran tunggal dari kesuksesan mereka. Tugas orang tua adalah mendampingi anak dalam setiap langkah perkembangan mereka, dan membantu mereka untuk belajar dari setiap pengalaman yang dilalui.



Penulis:  Amalia Dwi Rahmah, Anggota Sanggar Kapoedang