Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ) Tebuireng kembali menggelar rangkaian acara menjelang Wisuda Tahfidz ke-35 pada tahun 2024. Serangkaian kegiatan ini melibatkan ujian terbuka dan tradisi khatmil Quran, yang menjadi salah satu agenda utama untuk memilih wisudawan terbaik. Acara ini berlangsung pada Kamis, (19/12/2024).
Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ) Tebuireng kembali menggelar rangkaian acara menjelang Wisuda Tahfidz ke-35 pada tahun 2024. Serangkaian kegiatan ini melibatkan ujian terbuka dan tradisi khatmil Quran, yang menjadi salah satu agenda utama untuk memilih wisudawan terbaik. Acara ini berlangsung pada Kamis, (19/12/2024).

Tebuireng.online- Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ) Tebuireng kembali menggelar rangkaian acara menjelang Wisuda Tahfidz ke-35 pada tahun 2024. Serangkaian kegiatan ini melibatkan ujian terbuka dan tradisi khatmil Quran, yang menjadi salah satu agenda utama untuk memilih wisudawan terbaik. Acara ini berlangsung pada Kamis, (19/12/2024).

Peserta diuji oleh 3 dewan penguji yang terdiri dari KH. A. Syakir Ridlwan, KH. Abdullah Afif, dan KH. M. Taufiq Mahfudz. Ketiga penguji ini merupakan santri senior MQ yang juga aktif sebagai anggota dewan hakim MTQ tingkat Kabupaten Jombang hingga provinsi Jawa Timur. Ujian dilaksanakan di masjid MQ dan disiarkan langsung melalui media sosial resmi MQ, disaksikan oleh seluruh santri.

Masrokhin, salah satu pengajar di MQ menerangkan, peserta yang mengikuti seleksi Calon Wisudawan Terbaik adalah wisudawan Qiro’ah Masyhuroh yang selesai menghafal murni hafalan selama di MQ dan bisa tasmi’ 30 juz dalam sekali duduk. Saat diwawancarai, ia juga menjelaskan tasmi’ adalah memperdengarkan bacaan kepada orang lain yang menyimaknya dengan seksama.

“Untuk menjadi peserta wisuda harus sudah menyelesaikan setoran hafalannya kepada pembinanya dan mampu memperdengarkan hafalannya (tasmi’) 30 juz maksimal dalam tiga sesi,” jelasnya.

Syahrul Aziz, Ketua Panitia Wisuda MQ Tebuireng 2024 ini menerangkan sebanyak 16 dari 277 santri Qiro’ah Masyhuroh berhasil tasmi’ 30 juz dalam sekali duduk. Di antara mereka, sembilan masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, bahkan satu berasal dari SMP al-Furqon.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Secara keseluruhan, wisuda tahun ini diikuti oleh 797 wisudawan, terdiri dari 10 wisudawan Qiro’ah Sab’ah, 277 wisudawan Qiro’ah Masyhuroh, dan 510 wisudawan Binnadhor,” ujar Syahrul Aziz.

Pada hari Jum’at (20/12/2024) menjelang acara wisuda, peserta wisuda menggelar tradisi khatmil qur’an. Para wisudawan binnadhor membaca 30 juz secara binnadhor (melihat mushaf) bersama-sama dalam satu majlis dengan tiga orang pembaca di masjid MQ yang terbagi dalam 168 Majlis. Dimulai dari malam Jum’at hingga selesai Jum’at siang menjelang salat Jum’at. Para wisudawan tahfidz menyebar dalam majlis-majlis khatmil quran di dalam pondok Madrasatul Qur an, maqbaroh Pesantren Tebuireng, musholla dan masjid sekitar Tebuireng dan di rumah-rumah masyarakat hingga ke kecamatan di sekitar lokasi pesantren MQ berada.

Menjelang wisuda seperti ini banyak dari masyarakat yang mengajukan permohonan ke Unit Tahfid MQ untuk musholla-masjidnya atau rumahnya bisa ditempati khataman Al-Quran. Tradisi ini meramaikan desa Cukir dan sekitarnya dengan lantunan suara Al-Qur’an yang dibaca secara lisan, bukan dari media elektronik.

Ada pula majlis khatmil Qur’an yang diisi oleh 5 orang pembaca dengan sebagian diantaranya adalah calon peserta wisuda dan lainnya adalah santri yang sedang dalam proses menghafal al-Qur’an.

“Majlis khatmil Qur’an pada tahun ini berjumlah 94 majlis,” jelas Hikami Ihsani, Seksi Mudarosah kepanitiaan wisuda 2024.

Malam hari setelah acara khatmil Qur’an, diadakan acara doa bersama di masjid MQ sekaligus gladi kotor untuk para Qori’ yang akan tampil di panggung wisuda. Di panggung wisuda akan ditampilkan para pembaca Al-Qur’an dari tiga jenis peserta wisuda, yakni wisudawan binnadhor, masyhuroh dan qiro’ah sab’ah.  Dalam pesan-pesannya, KH. Achmad Musta’in Syafi’i, Direktur I Pesantren Madrasatul Qur an meminta agar diantara para santri menyiapkan diri untuk membawakan Al-Qur’an-nya tidak hanya tingkat nasional tetapi hingga internasional.

“Jadilah imam di masjid-masjid di Inggris atau di negara Eropa sana,” pesan Kiai Musta’in.

Dilanjut dengan cerita inspiratif perjalanan Kiai Yusuf Masyhar yang dinikahkan oleh Kiai Hasyim dengan cucu Kiai Hasyim Asy’ari sendiri. Penghargaan Kiai Hasyim terhadap santri yang menghafal sedemikian tingginya hingga Yusuf Masyhar diminta tinggal di kediaman pengasuh.

Pada acara doa bersama itu, Kiai Musta’in berpesan kepada para panitia, santri senior “Gak pantes blas santri MQ menikah dengan memberikan mahar seperangkat alat sholat saja. Harom bagi santri MQ, kita menyebut mahar itu harus bersifat hani’an mari’an, yang diberi merasa lega dan sangat puas,” tegas beliau.

Sementara itu, KH. Abdul Hadi Yusuf juga mengingatkan pentingnya istiqomah dalam menjaga hafalan meski sedang libur di rumah. Acara ini ditutup dengan doa bersama dan gladi resik para Qari’ untuk tampil di panggung wisuda.

Pewarta: Ilvi