
Beruntungnya menjadi umat dari Nabi Muhammad Saw, Allah memberikan keistimewaan yang luar biasa, di mana kita bisa memiliki akses langsung kepada Allah melalui doa, tanpa perantara. Tidak seperti umat para nabi lainnya, mereka jika memiliki permohonan harus meminta utusan-Nya untuk memohonkan hajat mereka kepada Allah. Hal ini sebagaimana termaktub dalam surah Ghafir ayat 60:
اُدْعُوْنِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian.”
Menurut para mufassirin, seperti Imam at-Thabari dalam Jami’ al-Bayan (5/673), ayat di atas mengisyaratkan bahwa Allah mengundang umat Nabi Muhammad untuk berdoa kepada-Nya. Bahkan sebagai bentuk dorongan dari terealisasinya perintah tersebut, Allah memberikan jaminan terkabulnya setiap doa yang dipanjatkan. Tentu hal ini menunjukkan betapa pentingnya doa serta kasih sayang Allah yang khusus ditujukan bagi umat Nabi Saw.
Doa Sayyidah Aisyah dari Nabi Saw untuk Umat
Di kesempatan hidupnya, Nabi Muhammad juga seringkali mengajarkan doa kepada keluarga serta para sahabarnya yang kemudian dapat diamalkan oleh seluruh umat Islam. Salah satunya yang Nabi saw pernah ajarkan kepada istri beliau, Sayyidah Aisyah adalah Jawami’ad-Du’a (Doa yang mencakup segala perkara).
Ulama juga mengistilahkan dengan Jawami’ al-Kawamil (kumpulan yang sempurna). Karena jika kita perhatikan, semua doa yang ada di Alquran dan Hadis terkandung dalam doa tersebut. Doa ini komplit sebab mencakup segala permohonan atas kebaikan dan perlindungan dari semua kejelekan. Juga terkait permohonan agar diberi afdhalul khair, berupa surga dan perlindungan dari kejelekan yang terbesar, berupa neraka dan segala yang mendekatkan seseorang padanya.
Kalimat Doa yang Diajarkan Nabi
Doa yang Nabi ajarkan kepada Sayyidah Aisyah ini sebagaimana riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majjah, dan Ibnu Hibban. Imam Albani dalam kitab Shahih al-Quran Jami’ mengatakan hadis ini shahih sanadnya. Doa akan semakin terasa saat dihayati denganmaknanya, maka berikut redaksinya:
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu segala kebaikan, baik kebaikan di dunia maupun kebaikan di akhirat, baik kebaikan yang kuketahui maupan yang tidak kuketahui”.
وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآَجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ، وَمَا لَمْ أَعْلَمْ
Artinya, “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari segala kejelekan, baik kejelekan di dunia maupun kebaikan di akhirat, baik kejelekan yang kuketahui maupan yang tidak kuketahui”.
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, segala apa yang dimohonkan oleh Nabi Muhammad saw”.
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu, segala apa yang dimohonkan oleh Nabi Muhammad saw”.
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon surga kepada-Mu, dan memohon segala ucapan dan perbuatan, yang mampu mendekatkanku pada surga”.
وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, perlindungan dari neraka. Dan memohon perlindungan dari segala ucapan dan perbuatan, yang mampu mendekatkanku pada neraka”.
وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ تَقْضِيهِ لِي خَيْرًا
Artinya, “Dan aku memohon kepada-Mu, agar Engkau jadikan segala takdir-Mu padaku, sebagai takdir yang baik”.
Beberapa riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi Muhammad juga mengajarkan doa ini kepada beberapa sahabat dengan redaksi yang agak berbeda namun maknanya hampir sama. Sebagaimana dalam kitab Fath al-Bari, disebutkan bahwa sahabat Ibnu Mas’ud membaca doa Jawami’ al-Kawamil setiap setelah tahiyat akhir sebelum salam.
Demikian penjelasan mengenai doa Sayyidah Aisyah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Semoga bermanfaat.
Penulis: Rasyida Rifa’ati Husna, Mahasantri Ma’had Aly An-Nur II Al Murtadlo.