Seminar Internasional bertajuk “Interfaith Harmony and Islamic Identity: A Global Comparative Exploration of KH Hasyim Asy’ari Vision” diselenggarakan di lantai 3 gedung A Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) pada Rabu (13/12/2023).
Seminar Internasional bertajuk “Interfaith Harmony and Islamic Identity: A Global Comparative Exploration of KH Hasyim Asy’ari Vision” diselenggarakan di lantai 3 gedung A Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) pada Rabu (13/12/2023).

Tebuireng.online- Seminar Internasional bertajuk “Interfaith Harmony and Islamic Identity: A Global Comparative Exploration of KH Hasyim Asy’ari Visiondiselenggarakan di lantai 3 gedung A Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) pada Rabu (13/12/2023). Dengan menghadirkan sejumlah narasumber mumpuni yaitu Prof. Dr. Bakri Muhammad Bakhiet, MA., (University of the Holy Qur’an Islamic Sciences, Sudan), Dr. Jasminto, M.Pd.I., M. Ag., (Universitas Hasyim Asy’ari Jombang) dan Dr. Hj. Khoirotul Idawati, M.Pd.I., (Universitas Hasyim Asy’ari).

Acara dimulai pukul 09.30 WIB, dengan Dr. Fathur Rohman, M.Pd.I., Wakil Dekan FAI Unhasy sebagai moderator dan penerjemah. Acara dibuka dengan welcoming speech dari Ibu Idawati yang menceritakan latar belakang berdirinya NU.

Selanjutnya, Prof. Dr. Bakri memberikan sejumlah pemaparan tentang pengenalan Islam dan cara berpikir Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

Dalam uraiannya, beliau mengakui sangat kagum akan pemikiran Hadratussyaikh, mulai dari Hadratussyaikh yang selalu memikirkan umatnya, dan tidak memikirkan diri sendiri. Beliau sangat yakin bahwa Hadratussyaikh adalah orang yang baik, meskipun sudah tiada lama, namanya masih disebut hingga saat ini.

Di akhir penjelasan, beliau memberi pesan pada peserta yang hadir untuk selalu melibatkan orang dalam setiap tujuan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Karena seseorang itu tidak akan bisa mencapai tujuannya jika tidak mau melibatkan orang lain, jadi buat kalian semua libatkan orang terdekat, agar mudah mencapai tujuan,” pesannya.

Di samping itu, Dekan FAI Unhasy Dr. Jasminto juga menerangkan bagaimana profil Hadratussyaikh. Di ujung pembicaraannya, Pak Jasminto sedikit menyinggung mahasiswa dengan celetukan khasnya, “Berpikir itu sulit, maka banyak orang yang tidak mau berpikir. Ini kode buat mahasiswa,” katanya.

Di sesi tanya jawab, ada pertanyaan mengenai toleransi dan pluralisme untuk menyikapi keberagaman agama di Indonesia. Bahkan di Indonesia ada statemen mengenai semua agama itu baik dan mengajarkan kebenaran, bagaimana sebenarnya pemikiran Hadratussyaikh tentang hal itu?

Menanggapi ini, Dr. Jasminto memberi jawaban, “Membicarakan toleransi menurut Hadratussyaikh, sebenarnya konteks kebenaran agama itu tidak perihal ibadah bertauhid. Tapi kebenaran yang dimaksudkan adalah kebenaran norma, sosial, yang itu menurut pemeluknya masing-masing, bukan bagi pemeluk agama lain,” jawabnya.

Selain itu, ada pertanyaan tentang kenapa tidak diselenggarakan fakultas program ngaji kitab untuk memperdalam ilmu dan mengetahui pemikiran Hadratussyaikh.

“Sebenarnya itu sudah lama dipikirkan, berhubung saya dekan yang junior, dan banyak yang di atas saya. Ya mungkin itu akan menjadi catatan serius bagi fakultas,” jawab singkat Pak Jasminto.

Acara ini ditutup dengan doa dipimpin oleh Bapak Qodir, M.Pd.I.

Baca Juga: Variabel Ilmu dan Waktu, Pesan KH Hasyim Asy’ari untuk Generasi Muda


Pewarta: Albi