ilustrasi: visualisasi-medsos

Oleh: Albii*

Di era yang didominasi oleh media sosial dan budaya visual, fenomena komentar terhadap penampilan seseorang menjadi hal yang dianggap lumrah. Orang seringkali menemukan diri mereka menjadi subjek perbincangan seputar penampilan, baik secara langsung maupun melalui platform daring.

Pertanyaannya, mengapa orang lain cenderung lebih suka mengomentari penampilan kita? Apakah ini sekadar kecenderungan alamiah atau ada faktor-faktor sosial yang melatarbelakangi perilaku ini? Berikut ini kemungkinan faktor yang melatarbelakangi munculnya perilaku orang yang seperti itu.

Norma Sosial dan Standar Kecantikan

Salah satu alasan utama mengapa orang cenderung mengomentari penampilan orang lain adalah adanya norma sosial dan standar kecantikan yang ditanamkan dalam masyarakat. Masyarakat seringkali memiliki pandangan tertentu tentang bagaimana seseorang seharusnya terlihat, dan mereka cenderung mengukur penampilan orang lain berdasarkan standar ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kesan pertama seringkali didasarkan pada aspek visual, seperti pakaian, rambut, atau bahkan postur tubuh. Oleh karena itu, penampilan menjadi pintu masuk utama bagi orang lain untuk memberikan komentar atau penilaian.

Pengaruh Media Sosial

Media sosial memainkan peran besar dalam meningkatkan fenomena ini. Kehadiran platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok telah menciptakan ruang di mana gambar dan video menjadi mata uang utama. Orang seringkali membagikan potret diri mereka, dan dengan demikian, penampilan fisik menjadi pusat perhatian. Komunitas daring seringkali memberikan respons dalam bentuk komentar, emoji, atau like, yang bisa menciptakan kebutuhan akan validasi visual.

Namun, media sosial juga dapat menjadi panggung di mana tekanan untuk memenuhi standar kecantikan tertentu dapat meningkat. Orang mungkin merasa perlu untuk terus-menerus memperbarui penampilan mereka agar mendapat penerimaan dan dukungan dari komunitas daring. Inilah yang kemudian menjadi pemicu bagi orang lain untuk memberikan komentar, baik secara positif maupun negatif.

Budaya dan Tradisi

Faktor budaya dan tradisi juga memainkan peran penting dalam fenomena ini. Beberapa masyarakat memiliki norma yang kuat terkait dengan penampilan, seperti cara berpakaian yang sesuai atau tata rias tertentu. Komentar terhadap penampilan dapat menjadi refleksi dari sejauh mana seseorang mematuhi norma-norma ini. Misalnya, dalam masyarakat yang sangat menghargai penampilan formal, seseorang yang tidak sesuai dengan ekspektasi tersebut mungkin lebih rentan terhadap komentar atau kritik.

Ketidakpastian dan Ketidakamanan Pribadi

Penting untuk diakui bahwa komentar terhadap penampilan seseorang tidak selalu bermotivasi oleh niat buruk. Beberapa orang mungkin memberikan komentar karena mereka merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian atau perasaan tidak aman terkait penampilan mereka sendiri. Dengan mengomentari penampilan orang lain, mereka mungkin mencoba untuk meredakan kecemasan pribadi atau menegaskan norma-norma yang mereka yakini.

Fenomena komentar terhadap penampilan adalah bagian dari dinamika sosial kompleks yang melibatkan norma, media sosial, budaya, dan aspek psikologis. Meskipun sulit untuk menghindari sepenuhnya, penting bagi kita untuk meresapi konsekuensi dari perilaku ini dan berusaha menciptakan lingkungan yang lebih mendukung, penuh pengertian, dan inklusif.

Sebagai individu, kita juga dapat memainkan peran dalam mengubah naratif seputar penampilan dengan lebih berfokus pada nilai-nilai pribadi, bakat, dan kontribusi positif yang dapat kita bawa ke dalam masyarakat.

Ada beberapa alasan pribadi mengapa orang suka berkomentar negatif terhadap orang lain, dan ini dapat berkaitan dengan faktor psikologis, emosional, dan sosial. Berikut adalah beberapa motivasi yang mungkin mendorong perilaku tersebut:

Rasa Tidak Aman atau Rendah Diri

Orang yang merasa tidak aman atau memiliki rendah diri kadang-kadang mencoba meningkatkan perasaan positif tentang diri mereka dengan menurunkan orang lain. Memberikan komentar negatif terhadap penampilan atau prestasi orang lain bisa menjadi cara mereka untuk merasa lebih baik tentang diri sendiri.

Kecemburuan dan Rasa Hasad

Kecemburuan dapat menjadi pendorong utama untuk memberikan komentar negatif. Orang yang merasa kurang berhasil atau kurang puas dengan hidup mereka mungkin merespon dengan merendahkan orang lain yang, menurut mereka, lebih sukses atau lebih bahagia.

Upaya Mendominasi atau Mengontrol

Beberapa individu mungkin menggunakan komentar negatif sebagai cara untuk mendominasi atau mengontrol orang lain. Ini bisa menjadi bentuk agresi verbal yang bertujuan untuk membuat orang lain merasa tak berdaya atau lemah.

Ketidaksetujuan atau Perbedaan Nilai

Komentar negatif juga dapat muncul dari perbedaan nilai atau pandangan antara individu. Jika seseorang merasa tidak setuju dengan pilihan hidup atau nilai-nilai yang dipegang oleh orang lain, mereka mungkin cenderung mengungkapkan ketidaksetujuan mereka melalui komentar negatif.

Kurangnya Keterampilan Komunikasi atau Empati

Orang yang kurang memiliki keterampilan komunikasi atau empati mungkin lebih cenderung mengungkapkan pendapat mereka dengan cara yang kasar atau merendahkan tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain.

Hiburan atau Perhatian

Beberapa orang mungkin memberikan komentar negatif dengan harapan mendapatkan perhatian atau reaksi dari orang lain. Ini bisa menjadi upaya untuk membangun identitas atau mendapatkan kepuasan dari perhatian orang lain, meskipun cara tersebut bersifat negatif.

Penting untuk dicatat bahwa perilaku ini sering kali mencerminkan masalah internal yang dihadapi oleh individu yang memberikan komentar negatif. Mempahami bahwa komentar tersebut lebih mencerminkan keadaan emosional atau psikologis orang yang memberikannya dapat membantu kita menghadapi situasi tersebut dengan lebih baik dan lebih sabar.

Adapun cara untuk kita merespon komentar negatif tersebut, simak berikut ini:

  • Jangan merespon dengan emosi yang sama, itu akan menimbulkan konflik baru yang melibatkan kita didalamnya.
  • Abaikan komentar jika menurut kalian tidak relevan dengan kita
  • Tetap positif thinking meskipun mendapat komentar kurang baik, karna itu semua bisa jadi tidak benar
  • Jika kalian memiliih untuk merespon, lakukan dengan tenang dan rasional, jangan sampai ada pertikaian lebih lanjut
  • Hapus atau Blokir jika memang perlu, karna kalian juga memiliki hak untuk melindungi diri dari paparan yang merugikan

*Mahasiswa Unhasy.