
Oleh: Yasinta
Jarak, ruang dan waktu kini tak lagi sama, seperti hanya membawa diri semata
Iya hanya sendiri, membabi buta mengarungi pahit manis dunia
Bahkan pagi pun tak bisa lagi menyapa, malam hanya tempat istirahat ternyaman dalam lelah
Dalam lelap pun selalu ada harap esok kan lebih baik,
Membawa diri dalam ikhlas nan sabar tanpa batas
Inilah ceritaku
Teman setia dalam hati hanya niat dan tekad yang membara
Melangkahkan kaki, menguras keringat dan terkadang jatuh dalam gelap
Kadang kala, aku merasa baik-baik saja
Tapi nyatanya hanya mencoba menghibur dalam luka
Sungguh dunia yang tak ramah
Atau hanya logikaku yang merasa
Ku coba tenang dalam diam, kembali mendengar bisik dua malaikat
Mengingat dan melihat kembali harapan besar dari matanya
Lucunya, aku seketika tersenyum
Ku bertanya pada diri yang pilu
Sungguh, aku pasti bisa tanpa tapi dan nanti
Kepergian dan meninggalkan itu tentang sebuah keiklahsan
Namun bagiku kepergian juga tentang perjuangan
Berjuang untuk hari yang lebih baik
Berjuang untuk orang pertama menunggu digaris terdepan
Berjuangan melawan ego, kesabaran dan juga kerinduan
Berjuang mengukir kenangan tanpa batas dan tanpa balas
Dan berjuang untuk kembali kepada orang tersayang.
*Mahasiswi Universitas Hasyim Asy’ari