Salah satu pelajar NU, hadiri undangan penampilan Pentas Seni Budaya yang digelar dalam rangka Hari Raya Unduh-unduh yang dihelat oleh Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, Sabtu (11/5/19) di Gedung Serbaguna Kristen Mojowarno.

Tebuireng.online– Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menghadiri undangan sebagai wujud yang dikemas dalam Pentas Seni dalam rangka Hari Raya Unduh-unduh yang dihelat oleh Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, Sabtu (11/5/19) di Gedung Serbaguna Kristen Mojowarno.

Ada berbagai macam acara kegitan yang dilaksanakan selama tiga hari dalam merayakan hari raya tersebut. Diantaranya pada hari pertama, Expo Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digelar mulai 10-12 Mei 2019. Dalam Expo ini diadakan sarasehan kewirausahaan. Untuk acara pentas seni budaya dilaksanakan pada hari kedua, sedangkan untuk malam terakhir menggelar wayang kulit.

Dalam kegiatan pentas seni, panitia mengundang beberapa komunitas, diantaranya mojogubuk music Mojoduwur, Gulo Klopo, dan IPNU IPPNU.

Saat diwawancarai, ketua pelaksana kegiatan Pentas Seni, I Made Bayu Setiawan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebagai sarana menjalin silaturahmi antar umat beragama, ”Harapan saya di pentas seni ini, bisa mempererat tali persaudaraan antar umat beragama,” harapnya.

Senada hal tersebut, Imam Syafi’i, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Mojowarno masa khidmat 2019-2021, menuturkan bahwa kehadiran IPNU IPPNU Mojowarno untuk menjalin ukhuwah antar umat beragama,  “Kehadiran kami di pentas seni budaya dapat diambil hikmah dan pelajaran. Mencintai antar sesama, menguatkan ukhuwah antar umat beragama karena Agama adalah jalan menuju keselamatan kehidupan bagi kita semua, dengan keyakinan masing-masing untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,” ungkap Imam.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan, karena keragaman dan perbedaan adalah keniscayaan. Tanpa toleransi, hidup akan terganggu. “Sebagai generasi muda, kita perlu ikut menebarkan toleransi, bukan malah memprovokasi untuk memecah belah bangsa. Jika kita punya agama sendiri janganlah mencaci maki agama orang lain, hargailah dan hormatilah agama lain seperti kita menghargai agama kita sendiri. Saling menghormati ini tidak hanya sebatas Agama, sesama ras, suku, kelompok yang lain, tetapi juga terhadap orang yang berbeda latar belakangnya dengan kita. Karena manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda,” pungkasnya.

Pewarta: Izzatul Mufidati

Publisher: RZ