Prof. Dr. H. Haris Supratno, wakil Rektor Universitas Hasyim Asy’ari menyampaikan pesannya terhadap para wisudawan dalam mengahadapi revolusi industri 4.0, dalam acara wisuda Universitas Hasyim Asy’ari, sarjana (S1) yang ke-27 dan pascasarjana (S2) yang ke-14, Sabtu (27/10/18). (Foto: RZ)

Tebuireng.online- Prof. Dr. H. Haris Supratno, wakil Rektor Universitas Hasyim Asy’ari menyampaikan pesannya terhadap para wisudawan dalam mengahadapi revolusi industri 4.0 dan perubahan zaman yang menggeser nilai-nilai keislaman dalam sebuah sistem pendidikan. Menurutnya, ada dua model atau sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Yang pertama hanya memberikan pengetahuan saja, terutama program umum. Yang kedua perguruan tinggi keislaman yang mengutamakan pemberian ilmu agama yang juga dilandasi iman dan takwa.

Hal tersebut disampaikan dalam acara wisuda Universitas Hasyim Asy’ari, sarjana (S1) yang ke-27 dan pascasarjana (S2) yang ke-14, Sabtu (27/10/18). Pada kesempatan itu ia menyampaikan bahwa ada paradigma baru akhir-akhir ini. “Yaitu dua model pendidikan yang diintegrasikan, dengan cara mengintegrasikan pendidikan agama dengan umum sehingga akan menghasilkan generasi muda, akan menghasilkan para ilmuan yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan. Tapi juga dilandasi iman dan takwa,” ungkapnya.

Pendidikan, lanjut wakil rektor yang juga dosen Unhasy itu, tidak hanya menghasilkan generasi muda atau pemimpin dimasa depan yang menguasai ilmu pengetahuan, akan tetapi harus dilandasi dengan iman dan takwa. Jika tidak demikian, maka akan menghasilkan pemimpin bangsa yang terjerat dalam kasus korupsi.

“Namun Insyaallah Unhasy telah mengintegrasikan dua disiplin ilmu, yaitu kurikulum agama dan kurikulum umum. Inilah yang membedakan perguruan tinggi umum dan perguruan tinggi Universitas Hasyim Asy’ari,” jelasnya.

Prof. Haris juga menyampaikan harapan-harapan kepada para sarjana yang sudah diwisuda agar mampu mengahadapi tantangan revolusi industri 4.0. “Prof. Schwartz, seorang ahli ekonomi Jerman yang sekaligus menjadi pendiri dan ketua eksekutif forum ekonomi yang mengenalkan revolusi industri 4.0 yang akhir-akhir ini menjadi landasan dalam pengembangan negara di dunia ini,” jelasnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurutnya, ini sebenarnya merupakan usaha dan tekad beliau agar Jerman tidak ketinggalan dalam pengembangan tekhnologi dari negara maju yang lain. Dan ternyata teori tersebut berhasil serta dipakai oleh semua negara maju. Revolusi industri telah mengubah hidup dan cara kerja manusia secara fundamental yang memiliki skala yang sangat luas dan sangat kompleks. Revolusi industri 4.0 merupakan generasi ke-4 dari perjalanan revolusi industri yang dimulai pada abad ke-18.

“Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi mendorong perubahan iptek yang luar biasa, baik tekhnologi ekonomi, sosial, pendidikan, maupun budaya revolusi industri 4.0 juga mengubah karakter manusia, yaitu ketergantungan kepada tekhnologi. Termasuk hadirin semuanya, hampir semua membawa hp, itu termasuk bukti kemajuan revolusi industri 4.0 dimana kita semua tergantung kepada kemajuan tekhnologi,” ungkap Prof. Haris di depan hadirin.

Selain itu, Prof. Haris juga mengutarakan bahwa perguruan tinggi keislaman di era revolusi industri semakin akan kehilangan jati dirinya sebagai pusat pendidikan agama islam. Karna telah ada perubahan paradigma pendidikan kita. Disatu sisi pendidikan agama yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan revolusi industri 4.0 yang harus menyisipkan kurikulum yang sesuai dengan kemajuan revolusi industri 4.0 sehingga akan menyita berbagai mata kuliah keagamaan lain. Sehingga akan terjadi kedangkalan dalam pemahaman agama.

“Disisi lain akan mampu menyusuaikan diri dengan perkembangan revolusi industri 4.0. perkembangan perguruan tinggi keislaman akan semakin kabur karena berada dalam kerangka pendidikan nasional yang berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu kesenjangan antara pendidikan umum dan agama harus segera diatasi, kementrian-kementrian yang mengelola pendidikan harus bersinergi demi untuk mendidik generasi sebagai calon pemimpin di masa depan,” pungkasnya.

Pewarta: Luluatul Mabruroh

Editor/Publisher: RZ