Salah satu pesantren di Indonesia, Pesantren Tebuireng Jombang.

Oleh: Yasinta*

Di Indonesia pondok pesantren tentunya sudah tak langka lagi, bahkan di pelosok nusantara kita bisa menemukan sebuah lembaga pendidikan pesantren. Sehingga tidak heran di negara yang mayoritas beragama Islam ini menjadi salah satu faktor pesatnya perkembangan dan kemajuan pendidikan pesantren itu sendiri. Atas dasar ini, tidak heran lagi jika lulusan atau alumni pondok pesantren mulai dari yang bercorak salaf hingga modern atau kolaborasi dari keduanya mampu menjadi generasi yang baik di tengah masyarakat juga memiliki kiprah positif untuk bangsa dan negara ini.

Menurut Zamakhasyari Dhofier dalam bukunya yang berjudul “Tradisi Pesantren”, menerangkan bahwa pesantren merupakan “bapak” dari pendidikaan Islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, di mana bila diruntut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan agama Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.

Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri. Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Di samping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.

Lembaga pendidikan pesantren menyediakan berbagai pengajaran tentang ilmu agama seperti ilmu fiqih, hadist, Al Quran, nahwu, falaq, dan sebagainya, sedangkan ilmu pengetahuan yang mencakup ilmu-ilmu umum seperti yang ada di lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya dijadikan sebagai pelengkap pembelajaran di pesantren agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman yang semakin mengikuti arus globalisasi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Banyak yang tidak mengetahui tentang sisi positif  lain dari adanya pendidikan pesantren, bukan hanya dari segi agama atau pengetahuan  umum saja yang didapat, tetapi secara tidak langsung dengan berada di lingkungan pesantren akan membentuk suatu mental yang kuat, mampu menumbuhkan suatu kemandirian diri sendiri, melatih diri agar mudah bersosialisasi dengan orang lain, dan membentuk hati yang senantiasa selalu sabar, qanaah, ikhlas, tawakal, dan akhlak yang baik.

Hidup di pesantren sama halnya dengan hidup bermasyarakat, yang berbeda hanya lingkugan masyarakat ruang lingkupnya lebih luas dari pesantren. Namun jika kita sudah terbiasa dengan lingkungan hidup pesantren, maka pesantren merupakan suatu media bagaimana caranya terjun di suatu masyarakat luas karena selain kita mendapat bekal ilmu ukhrawi dan duniawi kita juga bisa belajar bagaimana caranya menghadapi suatu problem dalam hidup baik yang bersumber dari pribadi atau dari orang lain.

Pengajaran di pesantren juga membuat kita belajar mandiri dalam hal mengatur waktu bahkan mengatur pengeluaran kebutuhan  hidup. Selain itu dengan terbiasa hidup di pesantren jika kita dihadapkan dalam situasi yang tidak kita harapkan dalam masyarakat, kita sudah tidak kaget dan tentunya bisa tahu bagaimana cara menangani dan memecahkan permasalahan dalam bermasyarakat, dengan adanya beberapa sisi positif dari pembelajaran di pesantren. Tidak diragukan lagi bahwa bekal bermasyarakat salah satunya lewat adanya lembaga pondok pesantren yang membentuk suatu insan cendekiawan yang siap terjun menggeluti kehidupan bermasyarakat maupun hidup bernegara dengan berpegang teguh kepada syariat Islam.


*Penulis adalah Mahasiswa Unhasy Tebuireng Jombang.