Sumber gambar: http://www.fegatch.com

Diriwayatkan dari Syekh Hasan Al-Bisyri, beliau termasuk pembesar para tabi’in:

ان فساد القلوب عن ستة اشياء اولها يذنبون برجاء التوبة،  ويعلمون العلم ولا يعلمون واذا عملوا لا يخلصون وياءكلون رزق الله ولا يشكرون وما يرضون بقسمة الله ويدفنون موتاهم ولا يعتبرون

Sesungguhnya, rusaknya hati itu disebabkan 6 hal, yaitu:

  1. Sengaja berbuat dosa dengan harapan kelak taubatnya diterima.
  2. Mempunyai ilmu namun tidak mengamalkannya.
  3. Beramal namun tidak ikhlas.
  4. Memakan rezeki Allah namun tidak mensyukurinya.
  5. Tidak Ridha dengan pemberian Allah.
  6. Mengubur jenazah namun enggan mengambil pelajaran dari kematian mereka.

Seseorang yang berbuat dosa  dengan sengaja dengan harapan kelak jika ia bertaubat, akan diterima, sungguh ia telah menagnggap enteng perbuatan dosa tersebut, karena dosa kecil jika  dilakukan berulang-ulang akan menjadi besar.

Orang yang tidak mengamalkan ilmunya, sungguh ilmunya akan sia-sia, seperti kata pepatah, ilmu tanpa pengamalan, diibaratkan pepohonan yang tak berbuah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Apabila seseorang melakukan ibadah tanpa didasari oleh niat yang ikhlas, berarti dia belum jujur dalam beribadah. Kejujuran itu ibarat pohon, keikhlasan  adalah cabangnya.

Mengenai ikhlas, imam Ahmad bin Hambal selalu membacakan doa berikut:

يا دليل الحيارى دلني على طريق الصادقين واجعلني من عبادك الصالحين

“Wahai Dzat yang membimbing orang-orang yang bingung, tunjukkanlah aku ke jalan orang-orang yang benar dan masukkanlah aku ke dalam golongan hamba-hambaMu yang ikhlas dalam beramal.”

Adapun syukur yang dimaksud pada poin ke-4 adalah mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT. Dengan menggunakan semua anggota badan sesuai hal-hal yang diridhaiNya dan membelanjakan  harta di jalan Allah.

Terkait dengan masalah kematian yakni pada poin ke-6, telah dijelaskan banyak hadis Rasulallah Shallallahu Alaihi Salam. Di antaranya Sabda beliau:

ان القبر اول منازل الاخرة فان نجا منه فما بعده ايسر منه وان لم ينج منه فما بعده اشد منه

“Sesungguhnya kuburan itu persinggahan pertama menuju akhirat, jika seseorang selamat dari siksa kubur, pada persinggahan-persinggahan berikutnya akan berjalan lebih lancar. Namun, jika tidak selamat dari siksa kubur, maka pada persinggahan-persinggahan berikutnya akan terasa lebih berat.” (HR. at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim).

Dalam hadis lain beliau bersabda:

ان للموت فزعا فاذا اتى احدكم وفاة اخيه فليقل انا لله وان اليه راجعون وانا الى ربنا لمنقلبون اللهم اكتبه عندك في المحسنين واجعل كتابه في عليين واخلف عقبه في الاخرين اللهم لاتحرمنا احره ولا تفتنا بعده

“Sesungguhnya kematian itu mengejutkan. Oleh karena itu, apabila diantara kalian mendengar berita kematian saudaranya, hendaklah  mengucapkan, ‘sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepadanya’. Hanya kepada Tuhan kami, kami berpulang. Ya Allah catatlah dia di sisiMu sebagain orang-orang yang berbuat baik dan jadikanlah catatan amalnya pada surga illiyin. Dan berikanlah gantinya bagi orang-orang yang masih hidup. Ya Allah janganlah engkau halangi kami dari pada pahala (mendoakannya) dan janganlah engkau timpakan cobaan (fitnah) kepada kami yang ditinggalkannya.” (HR. At-Thabrani.)

Dalam riwayat lain Beliau juga bersabda:

من سمع بموت مسلم فدعا له بخير كتب الله له اجر من عاده حيا وشيعه ميتا

“Barangsiapa mendengar kematian seorang muslim, lalu dia mendoakannya dengan kebaikan maka Allah akan mencatat baginya pahala yang sama dengan orang yang menjenguknya semasa hidup dan mengantarkan jenazahnya.” (HR. Ad-Daruquthni). Wallahu A’lam Bissawab.


Disusun oleh Ustad Ali Ridho, Tebuireng Jombang.


Disarikan dari kitab Nashoihul Ibad, karya Imam Nawawi al-Jawi, halaman 46-47.