KH Fahmi Amrullah Hadzik saat membuka acara Festival Dai se-Jawa dan Bali yang diadakan Kumpulan Dai Tebuireng atau Kudaireng pada Kamis (18/01/2018) pagi tadi. (Foto: Kopi Ireng).

Tebuireng.online— Ratusan dai-daiyah muda se-Jawa dan Bali berkumpul di Pesantren Tebuireng untuk mengikuti Festival Dai-Daiyah ke-6 yang diadakan oleh Kumpulan Dai Tebuireng (Kudaireng). Mereka berlomba untuk mendapatkan sembilan gelar juara yang disediakan panitia. Tahun ini panitia membatasi jumlah peserta hanya sampai 200 saja, karena keterbatasan waktu dan tempat yang tersedia.

“Peserta ini wajib kita batasi, kalau tidak kita batasi, mungkin 300-350 akan mendaftar dalam acara ini. Karena keterbatasan tempat dan waktu kami membatasi peserta hingga 200 orang,” tegas Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Ustadz Iskandar saat pembukaan Festival Dai Kudaireng di halaman Pesantren Tebuireng pada Kamis (18/01/2018).

Ia menyampaikan, Festival Da’i Da’iyah se-Jawa Bali tahun ini diikuti oleh 200 peserta dari putra maupun putri dari 46 kabupaten/kota dari ujung barat Jawa hingga Bali. Tahun ini merupakan festival keenam yang diadakan oleh Kudaireng dengan rincian tiga kali se-Jawa dan tiga terakhir se-Jawa dan Bali. Tahun depan, rencananya akan ditingkatkan menjadi skala nasional.

Mudir Pembinaan Pondok, H. Lukman Hakim menyampaikan kepada seluruh peserta Festival Da’i Da’iyah se-Jawa Bali agar memaklumi pembatasan peserta, karena di tempat lain peserta Festival Da’i hanya berkisar 20-an, sedangkan di Tebuireng malah sampai menolak-nolak peserta.

“Ini ada apa. Saya yakin di Tebuireng ada tujuan lain, di luar dai karena di Tebuireng ingin mendapat stempel menjadi santri Kiai Hasyim, belajar di Tebuireng walau 1 jam 1 hari saja, maka semuanya itu adalah muridnya Mbah Hasyim. Beliau berpesan agar para dai tidak hanya bisa menyampaikan di mimbar, namun amaliyah itu yang utama,” ungkapnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) berhalangan hadir untuk membuka gelaran akbar tiap tahun ini. Untuk itu, Gus Sholah mewakilkan mandat kepada KH. Fahmi Amrullah Hadzik atau Gus Fahmi untuk membuka acara. Gus Fahmi kebetulan merupakan salah satu Dewan Penasihat Kudaireng.

Gus Fahmi menegaskan bahwa festival ini bukan hanya mencari pemenang, melainkan untuk memotivasi para pemuda agar melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat, salah satunya dengan berdakwah. Cucu KH. Hasyim Asyari itu yakin seluruh peserta yang mengikuti festival ini merupakan yang baik dari yang terbaik. Namun, Gus Fahmi menyampaikan bahwa bagaimanapun juga untuk sebuah festival, panitia harus memilih yang terbaik di antara yang terbaik.

“Saya lihat di depan hanya ada sembilan piala, berarti kita akan memilih sembilan terbaik di antara peserta-peserta yang lain. Terakhir berharap dari festival ini terlahir dai-dai yang sejuk yang mengajak kepada kebaikan dan (mengajak kepada) Allah SWT, karena sekarang banyak dari para dai menjadikan pidato mereka (sebagai) ajang untuk mengolok-olok (dan) saling lempar kata-kata,” pungkas Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng itu.


Pewarta:            Minahul Asna

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin