Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam kitab “Nur al Mubin fi Mahabbati Sayyidi al Mursalin” menjelaskan tentang 45 ciri fisik dan penampilan Rasulullah SAW berdasakan beberapa hadis, yaitu dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra, Amr bin Huraits ra, dan beberapa hadis lain. Berikut adalah ke-45 ciri fisik dan penamilan Rasulullah SAW:
- Rasulullah SAW bukanlah orang yang sangat tinggi dan juga bukan orang yang sangat pendek. Beliau SAW merupakanorang dengan tinggi badan sedang.
- Rambutnya tidak terlalu keriting dan juga tidak lurus, tetapi keriting berombak (antara keriting dan lurus).
- Rasulullah tidak gemuk badannya dan tidak bulat wajahnya.
- Di wajah beliau SAW terdapat bulatan putih kemerah-merahan.
- Kedua matanya sangat hitam.
- Bulu matanya panjang.
- Tulang dan bahunya besar.
- Kulitnya tidak berambut banyak, tapi berbulu dada sampai ke puser.
- Kedua telapak tangan dan kedua telapak kakinya tebal.
- Jika berjalan seperti turun dari atas jalan yang melandai. jika menoleh, menoleh bersama-sama (badannya).
- Antara kedua belikatnya terdapat cap kenabian, yaitu cap khatamun Nabiyyin.
- Dadanya paling bagus.
- Dialek dan aksennya juga paling bagus.
- Wataknya paling lembut, paling mulia cara bergaulnya, barangsiapa melihatnya sekejap akan merasa takut dan barangsiapa bergaul dengannya akan senang dengannya. Orang yang mensifatinya mengatakan, ”Saya belum pernah melihat sebelumnya dan sesudahnya, orang seperti beliau SAW”.
- Beliau SAW adalah orang yang bagus bodinya, antara kedua pundaknya bidang
- Rambutnya turun sampai kedua pundaknya, kadang-kadang sampai ke cuping telinga (tempat anting-anting), kadang-kadang sampai ke tengah-tengah kedua telinganya.
- Jenggotnya lebat.
- Kedua telapak tangannya tebal, maksudnya jari-jarinya tebal.
- Kepalanya dan tulang-tulang persendiannya besar.
- Saluran air matanya merah, dadanya berbulu, yaitu bulu lembut dari dada sampai ke pusar seperti bentuk pedang.
- Wajahnya bersinar seperti bulan malam purnama. Wajahnya adalah bulan.
- Suaranya bagus.
- Kedua pipinya rata.
- Mulutnya lebar.
- perut dan dadanya rata.
- Kedua pundak, kedua lengannya dan dada bagian atasnya berbulu.
- Lengannya panjang.
- Telapak tangannya lebar.
- Pecahan kedua matanya panjang.
- Daging pada kedua tumitnya sedikit.
- Di antara kedua belikatnya terdapat cap kenabian seperti kancing gelang kaki, dan seperti telor burung dara.
- Jika Nabi SAW berjalan, bumi seperti melipat untuknya, dan para sahabat jika berjalan bersama beliau SAW terasa seperti mengejar-ngejar, sedangkan beliau SAW tidak memperhatikannya.
- Beliau SAW menurunkan rambut kepalanya kemudian memisahnya, menyisir rambut kepalanya, kemudian menyisir jenggotnya, memberi celak pada tiap-tiap matanya dengan batu bahan celak setiap malam ketika hendak tidur.
- Baju yang beliau SAW sukai adalah gamis dan warna putih. Beliau SAW bersabda, “Warna putih adalah sebaik-baik pakaian kalian, maka kenakanlah pakaian warna putih, dan kafanilah jenazah-jenazah kalian dengan kain putih”.
- Hubrah, yaitu kain yang dipakai selimut oleh beliau ada warna merahnya.
- Lengan baju beliau SAW sampai ke pergelangan tangan.
- Kadang-kadang beliau SAW memakai pakaian merah, sarung dan selendang (pakaian luar).
- Kadang-kadang beliau SAW memakai dua pakaian yang berwarna seperti debu atau kadang memakai jubah yang sempit kedua lengannya.
- Sesekali beliau SAW memakai pakaian quba’ (jenis pakaian luar).
- Kadang-kadang memakai sorban berwarna hitam, dibawahnya memakai kopiyah, dan kadang-kadang memakai kopiyah tanpa sorban, atau memakai sorban tanpa kopiyah.
- Beliau SAW menurunkan ujung sorban ke tempat antara kedua belikatnya. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Amr bin Huraits ra. berkata, “Saya melihat Rasulullah SAW di atas mimbar dengan memakai sorban hitam dengan menurunkan kedua ujungnya sampai ke tempat antara dua belikatnya”.
- Kadang-kadang Rasulullah SAW memakai pakaian dari bulu atau kain berwarna hitam. Beliau SAW kadang-kadang memakai pakaian yang mudah dipakai dari kain katton (kapas), dari wol (bulu), atau dari kain lena yang teruat dari pohon rami, dan tidak suka dengan pakaian orang-orang yang sombong. Beliau SAW bersabda :
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَة
“Barangsiapa menarik pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak mau melihatnya pada hari kiamat”.[1]
Imam Muslim meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda :
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ خَرْدَل مِنْ كِبْر، وَ لاَ يَدْخُلُ النَّارَ
مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَل مِنْ إِيمَانٍ . فَقَالَ رَجُلٌ : يا رسول الله إني أحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبِي حَسَنًا وَنَعْلُي حَسَنَةً أفمن الكبر ذالك؟. فَقَالَ لا, إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاس
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi, dan tidak masuk neraka orang yang di dalam hatinya masih ada iman sebesar biji sawi”. Berkatalah seorang laki-laki :”Wahai Rasulullah, saya senang jika baju saya bagus dan kedua sandal saya bagus, apakah hal itu termasuk sombong ?”. Sabda beliau SAW: “Tidak, sesungguhnya Allah itu indah, suka keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain” ). [2]
- Beliau SAW memakai cincin (yang diukir diatasnya nama beliau yang mulia, dan beliau SAW menyetempel surat-surat yang dikirim ke raja-raja dengan cincin tersebut. Beliau SAW memakainya di jarinya, dan cincin itu tidak seperti cincin yang dipakai orang-orang sekarang untuk perhiasan.
- Beliau SAW memakai sepatu dan sandal.
- Beliau SAW jika memakai gamis memulai dengan sisi kanannya. Jika memakai pakaian baru, memberinya nama dengan namanya, seraya berdoa :
اللَّهُمَّ أَنْتَ كَسَوْتَنِي هَذَا الْقَمِيصَ ، أَوِ الرِّدَاءَ، أَوِ الْعِمَامَةَ ، أَسْأَلُكَ خَيرَهُ، وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ ، وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَه
“Ya Allah, Engkau telah memberiku pakaian dengan gamis ini, atau pakaian selendang ini, atau sorban ini, maka saya memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan diciptakannya pakaian ini, dan saya berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan diciptakannya pakaian ini”[3].
*Diterjemahkan oleh Ustadz Zainur Ridlo, M.Pd.I. dari kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
[1] Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
[2] Hadis riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad.
[3] Hadis riwayat Imam Ibnu Hibban dan Imam Abu Ya’la.