FIP bershalawat, memeriahkan malam puncak acara Dies Natalis ke-9 FIP Unhasy. (foto: am/zid/fir)

Tebuireng.online– Salah satu rangkaian agenda Dies Natalis ke-9 Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unhasy adalah gebyar shalawat yang terselenggara Selasa (28/6/2022). Di akhir acara tersebut Habib Umar Idris al-Khirrid menyampaikan beberapa pesan.

“Warisan para Nabi itu bukan Rupiah maupun Dolar. Bukan jabatan atau mobil mewah. Melainkan warisan mereka adalah ilmu,” ungkap Habib Umar Idris.

Namun nahasnya, di akhir zaman seperti ini banyak kalangan meremehkan ilmu agama. Padahal ilmu itu lebih baik dari harta, fa inna al-‘ilma yahrusuka, wa anta tahrusu al-mal (ilmu itu menjaga kita, tapi kalau harta kita harus menjaganya).

Lebih lanjut, Habib Umar Idris al-Khirrid menguraikan bahwa ilmu adalah sesuatu yang mulia. Barang siapa yang berilmu pasti akan diangkat derajatnya oleh Allah. Dalam satu ayat,

یَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتࣲۚ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Surat Al-Mujadilah: 11)

“Kita harus bersyukur ketika kita dapat mempelajari ilmu dari para guru yang mempunyai sanad hingga Rasulullah. Jangan sampai salah memilih guru,” kata beliau.

Apalagi jika umur seseorang masih muda, mereka harus menjunjung tinggi semangat keislamannya. Sebab keutuhan umat ini berada di tangan pemudanya. Salah satunya adalah dengan menghadiri majelis ilmu dan shalawat.

Al-Habib Abu Bakar al-Masyhur mengatakan, idzai salim al-wi’a’ salim al-ma’ (ketika sebuah tempat itu baik, maka airnya juga baik). Apa yang dimaksud dengan wadah?, adalah madrasah, pesantren, majelis, sekolah. Jadi ketika tempatnya baik, maka ibadah dan orang-orangnya juga pasti baik.

Dalam kitab al-Manhaj al-Sawi terdapat cerita, yakni salah satunya Syaikh Mansur ibn Ammar. Beliau adalah ulama besar, bahkan semua toko yang buka pasti tutup jika ada pengajian Syaikh Mansur. Lalu suatu hari ada seorang budak yang diperintah majikan. Majikan itu memerintah budaknya pergi ke pasar untuk membeli sesuatu. Tapi sampai di pasar budak ini heran karena semua toko tutup. Ternyata semua toko tutup lantaran pemilik toko hadir di majelis Syaikh Mansur.

Akhirnya si budak menunggu pengajian Syaikh Mansur hingga selesai, dengan duduk di paling belakang. Usai ditutup Syaikh Mansur mengatakan, “Wahai hadirin, barang siapa yang membawa uang 40 ribu, akan aku ganti dengan empat doa.” Semua hadirin tidak ada yang membawa uang. Ternyata budak tersebut hanya satu-satunya yang membawa 40 ribu. Sang budak dipersilahkan oleh Syaikh Mansur berdoa.

Pertama, budak itu berdoa agar majikannya berempati memerdekakan budaknya. Kedua, tolong doakan agar majikan saya segera bertobat, mendapat hidayah dari Allah. Ketiga, budak tersebut minta rezeki sejumlah 40 ribu. Keempat, doakan saya, majikan, dan yang hadir di majelis ilmu diampuni oleh Allah.

Setelah itu ia pulang ke rumah, dan terlihat si majikan sudah memegang cambuk. “Budakku, kau datang telat, dan tidak membawa apa-apa.” Kata majikan. Budak tersebut meminta majikannya agar mendengar ceritanya.

Pewarta: Yuniar Indra