Tebuireng.online- Workshop Keluarga Maslahat untuk santri pondok pesantren di Jawa Timur diadakan di lantai 3 di gedung KH. M. Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng. Workshop ini dihadiri oleh 62 perwakilan dari Lembaga Keluarga dan Kesejahteraan Nahdlatul Ulama (LKKNU), Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), Kementerian Agama (Kemenag), pembina pondok pesantren, serta perwakilan dari sejumlah daerah se-Jatim, pada Sabtu (28/12/2024).
Dr. Hj. Nur Rofi’ah, Bil. Uzm, dalam materi “Perspektif Keluarga Maslahat (keberpihakan pada duafa, mustadh’afin dan keadilan hakiki)” menyatakan bahwa Islam mengajarkan untuk menghormati seorang wanita dan melarang menzalimi hanya karena menjadi seorang wanita.
“Islam melarang kezaliman kepada siapa pun dan karena apa pun itu tidak boleh, termasuk kepada perempuan, hanya karena jadi perempuan, itu tidak boleh,” paparnya
Dr. Nur Rofi’ah juga memaparkan bahwa Allah menciptakan makhluk ada lelaki dan perempuan. Tentu dengan suku yang berbeda-beda dan daerah yang berbeda agar saling mengenal dan saling menghormati.
“Dalam memahami sistem yang zalim itu, pihak yang lemah harus tunduk lutut terhadap pihak yang kuat,” katanya.
Beliau juga menambahkan bahwasannya semua manusia itu statusnya setara di mata Allah yaitu sebagai hambanya, tidak ada pihak yang kuat dan tidak ada hamba yang mempunyai hak atas kepemilikan hamba yang lainnya.
“Laki-Laki dan perempuan itu lahir punya status yang melekat sebagai hamba Allah, tidak menjadi hamba yang menjajah, tidak menjadi pihak yang merasa kuat, dan tidak menjadi hamba yang merampas milik sesama makhluk. Sesama manusia itu hanya hamba Allah. Itu yang dinamakan tauhid, maka dari itu tauhid menggeser relasi yang tadi vertikal menjadi horizontal, ” pungkasnya.
Baca Juga: Membangun Keluarga Maslahat Perspektif Islam dan Tradisi Nahdlatul Ulama
Pewarta: Ayu
