Tebuireng.online— Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) sukses menggelar Workshop Ice Breaking & Public Speaking, pada Kamis (29/5/2025) bertempat di Aula Lantai 3 Gedung A Unhasy Tebuireng Jombang.

Kegiatan ini diikuti sekitar 200 peserta, tidak hanya dari Unhasy tetapi juga dari universitas lain di Jombang seperti Universitas Wahab Hasbullah (UNWAHA) dan Institut Agama Islam Bani Fattah (IABAFA). Workshop ini bersifat umum, namun diwajibkan bagi mahasiswa semester 4 PBA, PGMI, dan PAI Unhasy sebagai bekal menghadapi AMSP di semester 5.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Workshop dimulai pukul 08.30 hingga 12.30 WIB, dengan pemateri Mrs. Evita Widiyati, S.Pd.I., M.Pd. untuk sesi ice breaking dan Kak Ziyana Mumtazah untuk public speakingturut hadir pada pembukaan workshop ini, Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Dr. Jasminto, M.PdI.,M.Ag, Kaprodi PGMI Ali Mahsun, M.Pd., serta PAI Khoirul Umam, M.Pd.

Baca Juga: FAI Unhasy Bekali Mahasiswa Skill Ice Breaking & Public Speaking

Ketua pelaksana menyampaikan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memperdalam pemahaman mahasiswa tentang ice breaking dan public speaking yang masih belum banyak diketahui, terutama oleh mahasiswa semester 4.

Menurut Muhammad Iqbal Al Ghifari, mahasiswa PAI semester 2, acara berlangsung lancar dan para peserta sangat antusias. “Pematerinya interaktif dan mengajak mahasiswa bermain, jadi tidak membosankan,” ungkapnya.

Iqbal berharap, ditahun selanjutnya ia dpat terlaksana kegiatan serupa namun dengan peserta yang lebih banyak. “Semoga kedepannya bisa lebih banyak yang ikut dan bisa mengundang pemateri yang lebih berpengalaman, supaya tidak bosan masak pematerinya itu-itu saja dan acara bisa lebih meriah,” tuturnya.

Foto bersama peserta laki-laki dengan pemateri.

Hal serupa disampaikan oleh Nur Laili Rohmatin, mahasiswa PGMI semester 8, yang menjadi peserta workshop. Ia menyebutkan bahwa materi yang diberikan sangat relevan untuk calon guru MI sepertinya.

Baca Juga: Ice Breaking! Menjadi Pendidik Aktif Inovatif

“Untuk kita calon guru MI, manfaat sekali workshop ini, terutama public speaking. Ternyata public speaking tidak hanya tentang berbicara, tetapi perlu adanya latihan. Selain itu, sebelum pembelajaran kita juga harus siap materi,” ujar Leli.

Terkait ice breaking, menurutnya tidak kalah penting. Ilmu ini menjadi bekal utama dalam mengondisikan siswa. “Ice breaking itu penting banget, terutama untuk kelas bawah. Anak-anak tingkat konsentrasinya rendah, jadi perlu ada tepuk, lagu, atau senam supaya kelas bisa kondusif. Meskipun tidak selalu berhasil, tapi sangat membantu.”



Pewarta:Ilvi Mariana
Editor: Rara Zarary