
Pasti kamu tidak asing dengan istilah work life balance, yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur waktu dengan membagi secara bijak antara waktu bekerja dengan waktu selain bekerja dalam kehidupan pribadinya secara seimbang untuk mencapai kehidupan yang berkualitas. Pada jaman sekarang, orang-orang sangat mengidam-idamkan kehidupan work life balance. Dimana mereka mudah dalam mengatur waktu mereka meskipun dengan jadwal yang sangat padat.
Saat ini banyak orang yang menyadari bahwa kesehatan fisik dan mental juga penting, sama pentingnya dengan bekerja untuk mencukupi kebutuhan untuk keberlangsungan hidup. Tidak bisa dipungkiri, kamu juga pasti ingin serius dalam bekerja erja, tetapi tidak lupa bahagia? Work Life Balance lah jadi rahasianya!
Namun, banyak juga orang yang tidak bisa mengatur waktunya, bisa jadi kamu salah satunya yang mengalami kesulitan dalam membagi waktu bekerja dengan kehidupan pribadimu. Tuntutan di era sekarang yang mengharuskan orang bekerja lebih keras.
Faktanya, banyak pekerja yang mendapatkan gaji dibawah UMR, alhasil mereka mengambil side hustle atau pekerjaan sampingan untuk menutupi kekurangan dalam kebutuhan hidupnya. Dalam hal tersebut, banyak dari mereka sibuk dalam pekerjaan utama serta kerja sampingannya, sehingga lupa akan kesehatan fisik dan mental mereka.
Tidak heran juga, banyak dari mereka yang mengalami stres dan depresi. Itu disebabkan karena mereka terlalu memforsir diri dalam bekerja sehingga lupa akan kehidupan pribadi mereka yang lain, termasuk dengan kesehatannya. Itulah mengapa banyak orang yang berasumsi bahwa work life balance itu mustahil. Lalu, bagaimana dengan menurutmu? Apakah menurutmu itu benar-benar mustahil atau tidak?
Baca Juga: Menemukan Teman Berjuang
Apakah kamu tahu, pendiri Facebook? Iya benar, Mark Zuckerberg. Beliau juga menjabat sebagai CEO Facebook dan perusahaan induknya, Meta Platforms. Perlu kamu ketahui bahwa Mark Zuckerberg ini meskipun jadwal kerjanya padat dan super sibuk, beliau berhasil menerapkan work life balance loh, CEO dan founder Facebook ini, selalu memprioritaskan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Bapak 3 anak ini ternyata juga masih sempat berolahraga, travelling, bahkan mengambil cuti untuk menemani istrinya ketika akan melahirkan.
Kok bisa ya? Lalu bagaimana caranya? Fokus pada hal yang penting dan mendesak dahulu lalu eliminasi keputusan kurang penting. Pada jaman yang semakin modern ini, fokuslah pada hal yang penting, jika ingin membeli barang utamakanlah segi kenyamanan saat dipakai bukan hanya sekedar mengejar gaya hidup.
Coba kamu perhatikan kehidupan Mark Zuckerberg dalam berpakaian, Mark selalu terlihat dengan pakaian itu-itu saja seperti orang yang tidak pernah ganti baju. Hal itu dilakukan untuk menghemat tenaga dalam memilih keputusan kecil. Jangan mementingkan gaya hidup, fokuslah dalam kenyamanan saat memakai sesuatu, seperti yang dicontohkan Mark.
Lalu cara berikutnya adalah fokus prioritas dan delegasi tugas. Mark selalu mendelegasikan tugas yang tidak menjadi prioritasnya. Dalam hal tersebut, mencontoh dari kehidupan Mark, belajarlah mendelegasikan tugas dan percaya dengan kemampuan orang lain. Bagi kamu yang merupakan seorang pemimpin atau leader memang akan agak sulit untuk mempercayakan tugas kepada orang lain atau timmu, namun percayalah dengan memberikan delegasi tugas kepada timmu, mereka akan bertanggungjawab dan merasa dianggap bahwa mereka bisa menyelesaikannya. Hal tersebut juga bisa membentuk ikatan kepercayaan yang kuat dalam tim kerjamu.
Baca Juga: Memahami Realita Hidup Agar Tahu Cara Bertahan
Untuk bisa mencapai work life balance, aturlah waktu dengan sebaik mungkin, bagilah waktu untuk bekerja, waktu untuk istirahat, mengatur pola makan sehat, kesehatan mental, waktu untuk keluarga, olahraga, waktu untuk evaluasi diri serta waktu untuk membangun relasi pertemanan yang positif. Dengan tercapainya work life balance, hidupmu akan lebih bahagian, lebih produktif, lebih sehat dan terhindar dari work family conflict.
Mencontoh dalam kehidupan founder Facebook, yakni Mark Zuckerberg yang kehidupannya jauh lebih sibuk dibandingkan kita. Work Life Balance bukan hal yang mustahil. Yang menjadikannya mustahil adalah manajemen prioritas yang buruk. Kamu bisa mencapai work life balance meski jadwal pekerjaan dan kegiatan mu padat, asalkan kamu harus pintar memilah prioritas. Work life balance dapat mudah dicapai dengan menyusun skala prioritas yang bagus, dan mendelegasikan tugas lain kepada rekan kerja dengan strategi yang matang.
Penulis: Amalia Dwi Rahmah, Pegiat Literasi