
Oleh: Salma Nabila Putri Dewita*
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana penyebaran informasi atau berita berkembang sangat pesat. Konvergensi media dari media lama ke media baru memiliki dampak tersendiri pada masyarakat, salah satunya tidak terkontrol dalam mencari atau menyebarkan informasi. Kehadiran teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mencari, membagi, dan saling bertukar informasi sehingga memiliki pengalaman luas. Sehingga menjadi tugas besar bagi masyarakat memahami betapa pentingnya menyaring sebuah informasi dari berbagai media agar tidak terbawa arus hoaks.
Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa generasi milenial saat ini cenderung menerima semua informasi, sehingga sulit untuk membedakan mana informasi atau berita yang benar dan tidak benar (hoaks). Media saat ini memiliki kebebasan untuk menyebar informasi dan berita apapun oleh penggunanya, namun masyarakat saat ini terlalu bereuforia untuk menyebarkan informasi atau berita sehingga tidak dipilah.
Menurut Dewan Pers, hoaks di Indonesia sangat marak karena adanya krisis keyakinan terhadap media mainstream. Penyebaran informasi yang pesat sebenarnya memiliki dampak yang baik bagi masyarakat namun bila informasi tersebut tidak benar membuat masyarakat terseret ke dalam arus negative. Bila informasi tersebut tidak benar sudah tersebar maka akan banyak masyarakat yang percaya mengenai berita tersebut.
Maka dari itu pentingnya masyarakat untuk menyaring sebuah informasi agar mendapat informasi yang valid dan benar. Banyak orang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan berita hoax untuk kepentingan mereka sendiri. Dari tahun ke tahun pelaku penyebaran hoax makin bertambah. Selama ini pemerintah sudah banyak melakukan penindakan terhadap pelaku penyebar hoax, namun upaya tersebut belum optimal karena belum menyentuh akar persoalan yang sebenarnya.
Pelaku penyebaran berita hoax dapat mempertanggung jawabkan atas Undang-Undang ITE pasal 45A ayat (1) yang berisi pelaku akan pidana penjara lama enam tahun penjara dan/atau denda paling banyak satu miliar rupiah.
Berikut cara untuk menyaring informasi agar tidak terkena berita hoaks:
Jangan mudah percaya dengan judul
Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya menyimpulkan berita melalui judul yang dibaca tidak dengan isinya. Maka dari itu banyak masyarakat yang menyebarkan berita tanpa tau kebenarannya dari bacaan berita tersebut.
Jangan terlalu cepat menyebarkan berita
Masyarakat Indonesia terlalu sering menyebarkan berita yang mereka ketahui sebelum mereka mengkroscek kebenarannya. Maka saat berita tersebut hoax banyak masyarakat yang sudah percaya dengan berita tersebut padahal belum tentu berita tersebut valid atau benar
Memeriksa kebenaran berita tersebut
Saat kita menerima berita sebaiknya dipastikan dulu kebenaran dari berita tersebut, agar tidak menyebarkan berita hoax.
Membandingkan berita
Saat kita mendapatkan berita atau informasi lebih baiknya dibandingkan dengan berita lainnya. Agar adanya pertimbangan untuk kebenaran berita tersebut.
Mengecek keaslian gambar, web, atau video
Berita yang kita terima pastinya memiliki gambar atau video. Saat kita menerima atau mendapatkan informasi sebaiknya dicek keaslian karena bisa saja gambar atau video tersebut hoaks atau tidak benar adanya.
Hoax dapat memberi dampak bagi masyarakat seperti timbulnya perpecahan, menimbulkan kerugian materi, menimbulkan kecemasan dan ketakutan, mengancam kesehatan fisik dan mental, penipuan publik dan sebagainya. Munculnya gerakan literasi media khususnya internet sehat merupakan salah satu wujud kepeduulian masyarakat terhadap dampak buruk media internet.
Tujuan gerakan internet sehat adalah untuk memberikan pendidikan kepada pengguna internet atau sosial media untuk menganalisis pesan yang disampaikan, mempertimbangkan tujuan pesan di internet dan meneliti siapa yang bertanggung jawab atas pesan atau informasi tersebut. Agar gerakan internet sehat dapat berjalan secara optimal sangat diperlukan pendidikan berinternet salah satunya adalah pendidikan etika berinternet agar terciptanya masyarakat yang bijak dalam menggunakan internet.
Maka dari itu sebaiknya kita dalam menerima informasi atau berita lebih disaring agar kita mendapatkan informasi atau berita yang valid dan benar. Dengan begitu kita tidak menerima informasi atau berita hoaks dan kita juga tidak menyebarkan informasi atau berita yang tidak benar.
*Mahasiswa Amikom Yogyakarta.