
Tebuireng.Online— Santri Pondok Pesantren Darul Falah 1, Cukir, Jombang, serentak mengikuti ujian akhir berstandart Nasional Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (UABN-MDTA), yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur. Hal ini dilaksanakan sebagai bagian dari evaluasi akademik santri di bidang Al-Qur’an, Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Islam, dan Bahasa Arab.
Ujian ini berlangsung di lingkungan pondok pesantren dengan pengawasan dari panitia yang telah berkoordinasi langsung dengan pihak Kemenag. Ujian yang telah rutin dilaksanakan pihak Kemenag ini sudah berjalan 3 tahun di Pondok Pesantren Darul Falah 1, yang di tahun ini digelar setiap satu tahun sekali, pada Jumat (28/2/2025) di ruang kelas pondok pesantren Darul Falah 1.
“Tujuan ujian ini untuk menentukan kelulusan santri di tingkat MDTA, memastikan standart kompetensi mereka,” ungkap Ustadz Agus Apriyanto, salah satu pengajar di Darul Falah 1.
Selain itu, ujian tersebut juga sebagai salah satu syarat mendapatkan Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU), “ujian ini lebih ke evaluasi pembelajaran dan standarisasi pendidikan diniyah,” tambahnya.
Pelaksanaan ujian diikuti oleh seluruh santri yang berstatus sebagai siswi Madrasah, baik Tsanawiyah dan Aliyah dengan tujuan memastikan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh Kemenag. Ujian ini juga menjadi salah satu bentuk penilaian terhadap akademik santri.
Salah satu panitia sekaligus pengawas ujian, Ustadzah Alfi, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan, mulai dari pencetakan kartu peserta, hingga pembagian soal dan kisi-kisi ujian kepada santri. Proses ini dilakukan untuk memastikan ujian berjalan dengan lancar tanpa kendala teknis.
“Panitia pondok koordinasi langsung dengan admin Kemenag untuk menyiapkan ujian ini, dimulai dari jadwal ujian, kartu peserta, pembagian soal dan kisi-kisi ujian,” ungkapnya.
Selain itu, juga dilakukan briefing peserta untuk menggunakan seragam khusus ujian yakni putih-hitam, mengawasi selama berjalannya ujian dari awal hingga akhir, penghitungan nilai dan penyetoran ke Kemenag Jombang.
Namun, Alfi juga mengatakan, terdapat ketidaknormalan dalam distribusi soal, jumlah soal yang dikirimkan dari pusat terlalu banyak dibandingkan jumlah peserta ujian, sehingga panitia harus menyesuaikan pembagian agar ujian tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Pewarta: Umdatul Khoiriyah, Mahasiswa KPI Unhasy.