Tim Tebuireng Media Grup Pesantren Tebuireng mengadakan talk show literasi dengan tema “Jembatan Inspirasi Alumni dan Santri” pada Sabtu (12/10/2024).
Tim Tebuireng Media Grup Pesantren Tebuireng mengadakan talk show literasi dengan tema “Jembatan Inspirasi Alumni dan Santri” pada Sabtu (12/10/2024). Foto: Zidan

Tebuireng.online— Tim Tebuireng Media Grup Pesantren Tebuireng mengadakan talk show literasi dengan tema “Jembatan Inspirasi Alumni dan Santri” pada Sabtu (12/10/2024) di aula lantai 1 gedung KH M Yusuf Hasyim. Sebelum sesi talk show dimulai, sambutan dari perwakilan panitia yang diwakili oleh ketua SDM tebuireng.online Munawara, M.I.Kom., dan Direktur Tebuireng Media Grup Dr. Moh. Anang Firdaus, M.Pd.

Munawara sebagai perwakilan panitia di sela-sela sambutannya memberi inspirasi kepada seluruh anak-anak yang menjadi perwakilan dari unit pendidikan di Tebuireng.

“Acara ini mengingatkan kita bahwa literasi adalah hal yang sangat penting, yang mendasar dan perlu disadari, menikmati literasi, semoga kita semua bisa merawat literasi pesantren, dan bisa menjadi kontributor media Pesantren Tebuireng dan bisa mewakili teman-temannya, mencintai kehidupan atau seseorang tanpa paham literasi itu seperti makanan tanpa gula garam, nggak ada rasanya,” ungkapnya

Dalam sambutan, Dr. Anang banyak menceritakan tentang sosok penggiat literasi yang berasal dari alumni Tebuireng, “Dalam forum ini, niat kita harus kita samakan dulu, bahwa kita di sini itu niatnya sebagai penerus penulis terdahulu, seperti KH. Hasyim Asy’ari,  Kiai Ahmad Baidhowi itu lulusan Al-Azhar pertama kali dari Tebuireng, dan sesudah itu beliau menulis sebuah buku yang berisi rangkuman selama beliau sekolah di Al-Azhar, tentu ini sangat membantu, bahkan sampai ada kepercayaan bahwa kita tidak perlu membaca kitab-kitab yang besar, cukup membaca kitab-kitab kyai Baidhowi itu sudah lulus dari Al-Azhar,” katanya.

Di samping itu, ia menambahkan, kita juga punya KH. Yusuf Hasyim tulisannya banyak di media masa, KH. Salahuddin Wahid juga seperti itu. Masih banyak tokoh lainnya yang menjadi penggiat literasi dari Tebuireng.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Nah kita di sini, seharusnya memiliki cita-cita untuk menulis, setidaknya jika tidak bisa menulis, bisa membaca. Jika masih enggan membaca, maka minimal bisa beli bukulah, artinya di dalam dunia literasi itu tidak ada yang sia-sia. Setidaknya kita senang aja dululah, entah itu baca buku atau status di media sosial,” jelasnya.

Tidak hanya itu, beliau juga menambahkan sedikit sambutannya dengan dalil yang menginspirasi para undangan.

“Di dalam hadis au kama qola, ‘kun aliman, kamu seharusnya jadi orang alim. Kalau tidak bisa, aw muta’alliman jadi orang yang terus belajar. Kalau tidak bisa, jadi mustami’an aja deh, orang yang mendengarkan majelis-majelis. Kalau masih belum bisa menghadiri setidaknya jadi orang yang muhibban, orang yang suka ilmu, orang yang suka literasi, wa la takun khomisan jangan jadi yang kelima, yaitu tidak semuanya,” imbuhnya.

Sebagai pemateri pertama yang mengisis talk show, Iryan membagikan pengalamannya semasa di kampus Malaysia, ia menceritakan bahwa banyak sekali perbedaan yang sangat membuat dirinya berusaha menempatkan diri dengan baik. 

“Banyak sekali perbedaan dari segi budaya, pakaian, gaya hidup, dan lainnya, tapi saya baru menyadari ada 1 kesaman di selain hal itu, yakni literasi. Setiap negara memiliki literasi yang berbeda-beda ada yang fokus ke pendidikan, ada yang fokus ke teknologi mesin, sosial. Jadi ketika saya ingin berdiskusi mengenai pendidikan, saya punya nih teman yang bisa diajak diskusi tentang hal itu, begitupun hal-hal yang lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Sharing Alumni dan Santri, Bangun Jembatan Literasi Pesantren

Pewarta: Albi