Seluruh peserta dan penyelenggara Dai Competition Mahad Aly Hasyim Asy’ari foto bersama. (foto: kudaireng)

Tebuireng Online– Kumpulan Da’i Tebuireng Ma’had Aly Hasyim Asy’ari mengadakan kegiatan Da’i Competition di aula kampus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, pada Selasa (18/2/2025). Kegiatan ini merupakan salah satu program terobosan dari pengurus Kudaireng Maha selama masa periode kepengurusan mereka saat ini.

Tujuan dari Da’i Competition ini adalah untuk mencari da’i-da’i profesional yang berasal dari para Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng. Kegiatan ini langsung memasuki babak final yang diikuti dengan pemilihan juara satu hingga juara tiga.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Ali Mustofa, selaku pendiri Kudaireng, menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh peserta yang terdiri dari pengurus, anggota, hingga alumni. Dalam pesannya, beliau menegaskan bahwa seorang da’i harus menyampaikan pesan-pesan risalah keagamaan sesuai dengan kadar pemahaman audiens masing-masing.

Kallimunnas bi qodri uqulihim,” ujar beliau, yang berarti ‘berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal dan pengetahuan yang dapat mereka pahami.’ Dalam hal itu, beliau memberi artian, bahwa ketika berdakwah kepada masyarakat awam, seorang da’i harus menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, berbeda dengan cara berbicara kepada kalangan terpelajar.

Beliau juga menambahkan, “saat tampil, persiapkanlah diri dengan baik, karena terdapat pepatah yang berbunyi, ‘Barang siapa yang tampil tanpa persiapan, ia akan turun tanpa penghormatan.’”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di tengah kesempatan tersebut, Ustadz Ali Mustofa menyampaikan bahwa seorang da’i harus memiliki tiga aspek penting: ilmu, kecepatan, dan inovasi. “Setiap pribadi harus memiliki inovasi baru dan tidak meniru gaya orang lain, atau disingkat dengan ATM (Ambil, Tiru, Modifikasi). Selain itu, seorang da’i juga harus membangun jaringan yang baik.”

Terakhir, beliau berpesan bahwa da’i Kudaireng harus memiliki karakter yang kuat, yaitu tekad yang kendel (kuat), sifat bandel (berusaha melakukan yang terbaik menurut kita), dan sifat tebel (tidak mudah terpengaruh).

Selain sambutan dari Ustadz Ali Mustofa, Ustadz Dr. Hamza Fairuz, Wakil Mudir Bidang Kemahasantrian Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, juga menyampaikan pesan penting.

Beliau menegaskan bahwa Kudaireng Maha bukan sekadar UKM di kampus, namun juga telah berkembang menjadi organisasi yang bertujuan melahirkan da’i berkualitas di lingkungan Ma’had Aly.

“Ketika nanti para jebolan Kudaireng Maha berdakwah di tengah masyarakat, mereka harus melakukannya dengan niat yang tulus untuk menyebarkan risalah agama yang baik dan benar.” Pesannya.



Pewarta: Dimas Setyawan