ilustrasi muslimah shalat berjamaah di masjid
ilustrasi muslimah shalat berjamaah di masjid

Oleh: KH. Fahmi Amrullah Hadziq

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي بعده

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dengan sebenar-benar takwa. Menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Janganlah kita meninggalkan dunia, kecuali dalam keadaan husnul khatimah.

Dalam sebuah riwayat oleh sahabat Anas, dikisahkan suatu hari baginda Nabi ditanya oleh seseorang,

عن أنس بن مالك قال: قيل: يا رسول الله، متى ندع الائتمار بالمعروف، والنهي عن المنكر؟ قال:” إذا ظهر فيكم ما ظهر في بني إسرائيل، إذا كانت الفاحشة في كباركم، والملك في صغاركم، والعلم في رذالكم”

Ya Rasulullah kapankah kami meninggalkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Rasulullah menjawab: Kalian akan meninggalkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, ketika telah tampak di tengah-tengah kalian perkara-perkara yang muncul di kalangan Bani Israil. Pertama, ketika perbuatan-perbutan keji sudah dilakukan oleh pembesar kalian. Kedua, ketika kekuasaan sudah berada di tangan anak-anak muda kalian. Ketiga, ketika ilmu berada di tangan orang-orang yang bermental rendah.

Entah perbuatan keji tersebut berupa korupsi, menerima suap, membunuh, yang dilakukan oleh pembesar. Maka kalau sudah terjadi demikian, umat akan enggan melakukan Amar Ma’ruf. Karena umat merasa bahwa mengajak kebaikan itu sia-sia.

Banyak sekarang juga banyak ada anak muda yang menjadi pejabat. Bukan karena keilmuan, tapi karena keturunan. Maka ketika ini terjadi, maka umat akan enggan melakukan Amar Ma’ruf  Nahi Munkar. Karena ketika umat berbuat demikian, bisa saja dianggap tidak sesuai dengan ayahnya, bapaknya, kakeknya, dan sebagainya.

Banyak orang pandai, pintar, tapi justru ilmunya membawa kemafsadatan. Seseorang ahli hukum, tapi mempermainkan hukum. Ketika ilmu sudah berada di tangan orang-orang bermental rendah, maka umat akan merasa Amar Ma’ruf Nahi Munkar sudah tidak berguna lagi.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Umat Islam ini digelari sebagai umat terbaik,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. [Al Imran: 110]

Ciri umat terbaik adalah Amar Ma’ruf, Nahi Munkar, dan Beriman kepada Allah. Maka sebagai umat terbaik, sebagai umat terbaik kita tidak boleh diam. Ketika ada kemungkaran, maka seorang mukmin harus menyuarakannya, jika tak mampu maka dengan hatinya saja. Amar Ma’ruf Nahi Munkar ini adalah sebuah kewajiban. Jangan sampai gelar umat terbaik ini karena tidak ada yang mau untuk Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.

Dalam Syu’ab al-Iman disebutkan:

عن عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنَ الْإِسْلَامِ إِلَّا اسْمُهُ، وَلَا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلَّا رَسْمُهُ، مَسَاجِدُهُمْ عَامِرَةٌ وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى، عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ منْ عِنْدَهُمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ وَفِيهِمْ تَعُودُ

“Akan datang suatu Zaman pada manusia, di mana pada waktu itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja. Dan tidak tinggal Al-Quran melainkan tulisannya saja, Masjid-masjid dibangun megah namun kosong dari petunjuk. Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (sungguh, fitnah) itu akan kembali kepada mereka.” [HR. Al-Baihaqi]

Ketika orang-orang baik diam melihat kemungkaran, maka kemaksiatan, kemungkaran, akan semakin marak. Kemudian Al-Qur’an hanya menjadi bacaan, tidak pernah diperhatikan maknanya.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Jadilah kita sebagai umat terbaik apa pun alasannya. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah serta pertolongan-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Transkip: Yuniar Indra Yahya