
Tebuireng Online – Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA) kembali digelar di Pesantren Tebuireng, Jombang, mulai 5 hingga 7 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi agenda wajib bagi seluruh santri baru sebagai tahap awal mengenal lingkungan pesantren. MOSBA tahun ini berlangsung di Masjid dan halaman Pondok Putra Pesantren Tebuireng.
Tahun ini, panitia menghadirkan sejumlah inovasi dalam pelaksanaan MOSBA. Salah satunya adalah penambahan dua materi baru yang bertujuan memperkenalkan nilai-nilai dasar pesantren serta memperluas wawasan para santri baru.
Baca Juga: MOSBA 2025, Santri Pondok Putri Tebuireng Belajar Nilai Ubudiyah dan Akhlak
Ketua panitia MOSBA 2025, Ustadz Ahmad Fikri, menjelaskan bahwa materi pertama yang diperkenalkan adalah tentang sejarah Pesantren Tebuireng dan akronim BERKAH, sebagai bentuk implementasi dari lima nilai dasar pesantren.
“Mosba Pondok Putra tahun ini menambah dua materi baru. Yang pertama, materi tentang Tebuireng dan akronim BERKAH. Tujuannya untuk mengenalkan kepada santri baru produk turunan dari lima nilai dasar pesantren. Kami memaknainya seperti pohon—nilai dasar sebagai batang, dan BERKAH adalah buahnya,” ujarnya, Senin (7/7/2025).
Sementara itu, materi kedua yang disisipkan adalah pengenalan profil santri Indonesia. Materi ini merujuk pada rumusan Majelis Masyaikh Kementerian Agama dan disampaikan langsung oleh Dr. Ubaydi Hasbillah, dosen Ma’had Aly Hasyim Asy’ari dan Universitas Hasyim Asy’ari, yang juga merupakan asesor tingkat Ma’had Aly di Majelis Masyaikh.
Baca Juga: Santri Baru Kenali Kegiatan Harian di Pondok Melalui MOSBA
Selain materi edukatif, MOSBA 2025 juga menghadirkan kegiatan outbond sebagai bentuk penyegaran bagi para santri baru.
“Untuk menghindari kejenuhan, kami juga mengadakan kegiatan outbond. Sederhana saja, hanya berkeliling di lingkungan pesantren, namun kami siapkan berbagai games di sepanjang perjalanan untuk menambah keseruan,” tambah Ustadz Fikri.
Dengan konsep yang lebih variatif dan edukatif, MOSBA 2025 diharapkan mampu memberikan kesan mendalam bagi santri baru sebagai langkah awal dalam menapaki kehidupan pesantren.
Pewarta: Dimas Setyawan Saputro
Editor: Rara Zarary