Santri saat belajar materi Jurnalistik di dalam kelas. (foto: ra)

Pondok pesantren yang kental akan ajaran agama islam seringkali membuat orang maju mundur untuk memondokkan putra putrinya. Siapa di sini yang masih memiliki pikiran bahwasanya di pesantren itu hanya ada pembelajaran agama? Pesantren Tebuireng membuktikan bahwa pikiran tersebut tidaklah benar.

Pesantren Tebuireng terkenal dengan para santrinya yang menguasai banyak bidang umum yang itu berarti tidak hanya pelajaran agama saja yang bisa dikuasai oleh para santri Tebuireng. Lebih jelasnya sudah banyak tulisan di laman website pesantren yang mengabadikan momen kemenangan para santri saat berhasil mengharumkan nama sekolah juga Pesantren Tebuireng.

Sebagai orang tua sudah semestinya memiliki pengakuan bahwa tidak semua pesantren hanya berfokus pada pelajaran agama saja, karna menurut Dr. KH. M. Wafiyul Ahdi, wakil bendahara PWNU Jatim, bahwasanya ada sekitar 50% dari hasil data di tahun 2021 yang menyatakan pesantren tersebut juga memiliki sekolah sendiri yang mengampu ilmu formal. Sedangkan yang fokus di turos ada 13.000 pesantren.

Jadi sudah tidak asing lagi bahwasanya pesantren dimasa kini juga memikirkan kemajuan zaman, supaya para santrinya tidak tertinggal kecanggihan teknologi meskipun didalam pesantren. Sebagai contoh kemenangan dari santri Tebuireng dikancah nasional, yakni Fadli Zidan Arya Wardana, santri SMP Sains Jombok ini berhasil memperoleh juara 1 lomba ESCIMO tigkat SMP/MTs se Jawa-Bali yang digelar oleh Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto pada Selasa (5/3/2024).

Selain itu masih banyak lagi santri yang berprestasi dibidang formal yang ada di masing-masing unit sekolahan dibawah naungan Tebuireng.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Melihat fakta yang sudah ada dilapangan, dapat kita simpulkan bahwasanya pesantren Tebuireng benar benar sangat terbuka, dan menerima keberadaan teknologi yang ada.

Tapi tenang, bukti bahwa pesantren Tebuireng berhasil mencetak generasi muda yang berbakat dan berakhlak mulia bisa dilihat dari para mahasantrinya yang berhasil menyabet juara Musabaqoh Qiroatil Kutub Nasional (MQKN) ke-7 di Lamongan. Masih banyak lagi prestasi yang ditorehkan oleh para santri atau mahasantri dimasa mondok di Tebuireng.

Kini Tebuireng sudah memperluas wilayah kepesantrenan dari ujung timur ke ujung barat, dan kini cabang Tebuireng sudah mencapai 15 pesantren, hal itu patut untuk diapresiasi, dan juga layak untuk mendapatkan penghargaan pesantren dengan nilai-nilai dasar yang berhasil membawanya pada keberhasilan saat ini.

Ngomongin nilai dasar, dipesantren Tebuireng ini juga memiliki 5 nilai dasar yang itu harus diterapkan pada keseharian para santri, seperti jujur, ikhlas, kerja keras, tanggung jawab dan toleransi. Tidak hanya berbicara tentang nilai dasar, kebanyakan pesantren di luar sana juga tidak mengizinkan para santrinya mengikuti ekstrakulikuler, atau bisa dikatakan tidak diadakan ekstrakurikuler disekolah yayasannya dengan alasan beragam.

Namun, di pesantren Tebuireng mempersilahkan seluruh unit sekolahnya mengadakan ekstrakurikuler, bahkan sampai diberi 1 hari untuk membebaskan santrinya menuangkan bakatnya di ekstrakurikuler yang diminatinya, seperti voli, futsal, badminton, catur, tata boga, tata rias, tata busana, jurnalistik, banjari, cinematography, basket dan masih banyak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Maka dari itu, apakah semua pencapaian yang diperoleh dari santri Tebuireng kurang meyakinkan kalian untuk mondok, memondokkan atau belajar di Tebuireng. Karna sejatinya tidak ada guru/pengasuh yang ingin murid/santrinya buta wawasan, dengan cara apapun pasti akan dilakukan untuk memberikan yang terbaik.



Penulis: Albii