
Tebuireng.online- Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah. Lantunan kalimat tahlil terus dibaca oleh ribuan santri bersama warga di Pondok Pesantren Tebuireng. Tebuireng dipenuhi duka dalam menyambut kedatangan jenazah Almarhum KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), yang diberangkatkan dari Jakarta menuju Tebuireng untuk dishalatkan dan di makamkan di area maqbarah Masyaikh Tebuireng Jombang, Senin (3/2/20).
Tampak ribuan santri dan peziarah terus menanti rombongan pengiring jenazah Gus Sholah yang tiba di Pondok Pesantren Tebuireng sekitar pukul 13.22 WIB, dengan memadati masjid, halaman, dan area pemakaman Tebuireng.
“Banyak santri yang berkumpul di Masjid Tebuireng untuk mengaji. Ada juga yang mengaji di makam sembari menunggu jenazah Gus Sholah datang. Banyak lembaga pemerintah seperti Polisi, Polri, TNI dan lain-lain ikut hadir dalam acara ini. Saya merasa sedih karena beliau begitu cepat meninggalkan kami,” tutur Abdika Muhammad, salah satu santri Tebuireng.
Beberapa santri lainnya tampak memadati serambi masjid. Salah satu santri yang sedang membantu sebelum prosesi shalat jenazah, Ahmad Wildan Syidad menuturkan bahwa, “Saat ini kondisi di area pemakaman ramai sekali. Termasuk diberbagai lokasi mulai dari makam, masjid, dan ndalem Pondok Pesantren Tebuireng,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak alumni Pondok Pesantren Tebuireng, mahasiswa, dan masyarakat menghadiri pemakaman Gus Sholah. Sambil menunggu kedatangan jenazah, santri-santri membacakan Surat Al-Ikhlas untuk Gus Sholah dan ada juga yang mengaji di makam.
Pembacaan surat Al-Ikhlas ini sudah dilakukan sejak pukul 22:00 WIB tadi malam, Ahad (2/2/20). “Saya sangat berduka mendengar kabar bahwa Gus Sholah telah wafat. Ada pesan yang masih saya ingat dari beliau yakni untuk selalu rajin menunaikan shalat lima waktu berjamaah, mengaji yang rajin. Bagi kami Gus Sholah sosok yang menjadi inspirasi kami,” tambahnya.
Saking ramainya kondisi di Pondok Pesantren Tebuireng baik dari kalangan santri maupun peziarah, shalat jenazah almarhum dilaksanakan 4 sesi, yaitu dua sesi di ndalem Kasepuhan dan dua sesi di masjid Tebuireng.
Pewarta: Iryan/Haidar