Oleh: Adawiyah*

Salah satu instrumen untuk membangun negara adalah membangun masyarakatnya. Karena cerminan pemimpin terlihat dari cerminan masyarakatnya. Artinya, ketika berbicara kepemimpinan, maka kita harus melihat bagaimana masyarakat itu dibangun baik dari tatanan kepemimpinannya ataupun dari kepribadian  masyarakat itu sendiri, karena pilar masyarakat adalah salah satu bagian dari lintasan peradaban yang harus kita lewati.  Membangun masyarakat adalah membangun manusia yang ada di dalamnya.

Membangun kepribadian bangsa yang beradab mulia dapat dilakukan mulai dari diri sendiri kemudian keluarga. Mulailah membiasakan diri untuk selalu berkompeten dalam segala hal dan punya rasa keinginan yang tinggi terhadap pengetahuan setelah itu barulah berkorban terhadap keluarga. Bersifat jujur, ikhlas, dan selalu menyayangi keluarga. Hiduplah membumi bersama dengannya, libatkan hati dan ceritakan semua tentang kita kepada mereka. Sebab, keluarga adalah tempat kembali sehabis perjalanan jauh.

Setelah itu, barulah membangun masyarakat sekitar. Kita harus menjadi director of change, atau penentu arah perubahan. Dalam konteks ini, kita menyadari hakikat kemanusiaan kita sebagai pemimpin untuk bersifat terbuka, mengayomi, dan menerima segala keluh kesah serta menampung berbagai macam masukan dari masyarakat. Sebab hal tersebut juga sangat penting dalam pembangunan Indonesia pada umumnya dan pembangunan masyarakat pada khususnya sebagai pemandu bagi peradaban baru Indonesia.

Modal dasar yang harus dimiliki adalah ilmu pengetahuan yang memihak kepada kebenaran dan kehidupan yang dinamis, yang mampu memuliakan kehidupan manusia dan alam Indonesia. Untuk itu, masyarakat Indonesia yang beradab mulia dapat dicapai apabila kita melaksanakan keempat pembagian lingkup jagad, antara lain:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Jagad Alit (lingkup ‘individu’ insan Al kamil dan berkeluarga)

Untuk bisa menjadi pribadi baik hal yang pertama yang juga berpengaruh yaitu lingkungan keluarga, oleh karena itu untuk mempersiapkan kekuatan-kekuatan internal yang terdiri dari diri sendiri, suami istri, anak-anak, sanak saudara,dan keluarga besar merupakan  salah satu faktor penggerak perubahan yang pertama kali mampu diajak berkolaborasi di dalam kebaikan.

Jagad Tengah (lingkup masyarakat beradab mulia)

Pada bagian ini, pribadi dan keluarga kita telah berbaur bersama masyarakat. Belajar untuk saling memahami dan bekerja sama mempertemukan segala potensi pribadi/keluarga untuk berkarya yang lebih besar menampilkan wajah kebaikan untuk menolong dan melayani bersama tanpa prasyarat, memuliakan manusia dan alam.

Jagad Ageng (lingkup Indonesia bermartabat)

Dalam konteks ini, pribadi kita telah mencapai posisi-posisi strategis dengan mendayagunakan segenap potensi yang didasarkan ilmu pengetahuan dan kecenderungan spiritualitas yang tinggi.  Menempatkan nilai-nilai kemuliaan dalam berbagai karya kehidupan bukan sekadar untuk menjadi karya tetapi mewujud dan menginspirasi orang di sekitar untuk tergerak dan menggerakkan produk kebaikan. 

Semoga kitalah penggagas dan penentu arah perubahan bangsa menuju Indonesia yang lebih maju dan bermartabat sehingga kita mampu memimpin masyarakat dan bisa menyalurkan aspirasi mereka dengan baik bukan malah dengan seenaknya melakukan korupsi, berfoya-foya tanpa memikirkan rakyat kecil yang susah payah mencari sesuap nasi, menyekolahkan anaknya dan lain sebagainya.


Diolah dari Buku Kolaborasi kebaikan karya Al Fatah Bagus P.E.I


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari