
Menjadi perempuan independen menurut Islam adalah suatu konsep yang seimbang antara kebebasan dan tanggung jawab. Islam tidak mengajarkan bahwa perempuan harus menjadi orang yang bergantung pada laki-laki, tetapi sebaliknya, Islam mengajar bahwa perempuan memiliki hak dan kewajiban untuk menjadi independen dan mandiri dalam hidupnya.
Menjadi perempuan independen menurut Islam juga tidak berarti menjadi perempuan pemberontak. Sebaliknya, independensi perempuan dalam Islam lebih tentang memiliki kesadaran akan hak-hak dan kewajiban sebagai seorang muslimah, serta memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap Allah, lingkungan dan dirinya.
Dalam Islam, independensi perempuan tidak berarti melawan Tuhan atau melawan laki-laki, melainkan lebih tentang memiliki kesadaran akan diri sendiri dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri. Sebagai seorang muslimah, kita diharapkan untuk memiliki kesadaran akan kepentingan agama dan syariat, serta memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap Allah dan masyarakat.
Oleh karena itu, menjadi perempuan independen menurut Islam berarti memiliki kesadaran akan hak-hak dan kewajiban sebagai seorang muslimah, serta memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap Allah dan masyarakat. Tidak berarti menjadi perempuan pemberontak atau melawan laki-laki, melainkan lebih tentang memiliki kesadaran akan kebersamaan antara laki-laki dan perempuan dalam hidup.
Tapi mari kita lihat dari kebanyakan kasus perselingkuhan adalah karena alasannya perempuan independen tidak bisa mengurus urusan rumah tangga dan suami, sama halnya dengan series baru-baru ini yang berjudul “Ipar adalah Maut”, banyak juga yang menyalahkan sosok Nisa (Michelle Ziudith) karena sibuk dengan pekerjaannya, semua opini dari netizen bisa saja masuk dipikirkan kita, namun perlu digaris bawahi menjadi perempuan independen itu tidak salah, kita hanya mempersiapkan diri untuk tidak selalu bergantung pada seseorang yang mungkin dikemudian hari akan hilang atau berubah.
Baca Juga: Emansipasi Perempuan dalam Islam dan Perbedaannya dengan Feminisme Modern
Bahkan Nabi Muhammad Saw., pernah bersabda: “Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang terbaik dalam rumah tangganya.” Hadits ini menekankan pentingnya menjadi suami yang baik dan penyediaan untuk keluarga, tanpa peduli gender.
Juga perlu diingat bahwa independensi pada perempuan tidak berarti mereka harus meninggalkan perannya sebagai istri dan ibu. Sebaliknya, itu berarti mereka memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan yang menguntungkan diri mereka sendiri dan keluarganya, sementara juga bertanggung jawab atas aksi mereka.
Sebagai tambahan, menyalahkan independensi pada perempuan hanya dengan stereotype negatif tidak representatif. Kebanyakan perempuan independen memang dapat memberikan manfaat positif pada keluarga dan masyarakatnya, termasuk stabilitas keuangan yang lebih baik, kesenangan emosional yang lebih besar, dan pertumbuhan pribadi yang lebih cepat.
Dan berikut manfaat menjadi perempuan independen untuk diri mereka sendiri, suaminya, anaknya, keluarganya, dan masyarakat:
- Untuk diri sendiri:
Perempuan independen memiliki kesempatan untuk mengejar passion dan minat mereka, yang dapat memimpin pada pertumbuhan pribadi, self-fulfillment, dan kebahagiaan. Mereka juga lebih cenderung mengembangkan rasa percaya diri dan self-worth, karena mereka mengambil kendali atas hidup mereka sendiri dan membuat keputusan sendiri.
- Untuk suaminya:
Perempuan independen dapat membawa stabilitas dan keamanan pada pernikahan mereka, karena mereka tidak lagi tergantung pada suami untuk dukungan finansial. Hal ini dapat mengarah pada perkawinan yang lebih seimbang dan ikatan yang lebih kuat antara suami dan istri. Perempuan independen juga lebih cenderung menjadi pendukung bagi suami mereka, memberikan bantuan emosional pada saat-saat sulit.
- Untuk anaknya:
Perempuan independen dapat menjadi contoh bagi anak-anak mereka, mengajarkan pentingnya self-reliance, resilience, dan kerja keras. Mereka juga dapat memberikan rasa keamanan dan stabilitas bagi anak-anak mereka, karena mereka tidak lagi mengalami stress keuangan atau ketergantungan. Anak-anak perempuan independen juga mungkin mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang lebih baik, belajar untuk mengeluarkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan jelas.
- Untuk keluarganya:
Perempuan independen dapat berkontribusi pada kesejahteraan keluarga dengan memecat beban finansial pada suami atau anggota keluarga lainnya. Mereka juga dapat membawa ide dan pandangan baru pada pengambilan keputusan keluarga, mengarah pada solusi yang lebih kreatif dan efektif. Perempuan independen juga lebih cenderung prioritas nilai-nilai keluarga dan tradisi, seperti menghabiskan waktu bersama-sama dan mendukung tujuan-tujuan setiap anggota keluarga.
- Untuk masyarakat:
Perempuan independen dapat berkontribusi pada ekonomi dengan membuka usaha sendiri, menciptakan pekerjaan, dan membayar pajak. Mereka juga dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lain untuk mengejar independensi mereka sendiri, mengarah pada distribusi kekuasaan yang lebih seimbang. Perempuan independen juga dapat berperan aktif dalam kepemimpinan masyarakat dan pengambilan keputusan, membawa pandangan-pandangan yang lebih beragam dan pengalaman.
Dalam keseluruhan, perempuan independen dapat membawa manfaat-manfaat yang banyak tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga untuk suami, anak, keluarga, dan masyarakat. Dengan menerima independensi, perempuan dapat memecat batas-batas sosial, menantang peran gender tradisional, dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan seimbang.
Baca Juga: Emansipasi Perempuan Aswaja, Kontribusi untuk Masyarakat dan Negara
Penulis: Albii
(mahasiswa KPI Unhasy)