Setiap Perempuan adalah Bidadari, Jika…

Oleh: Devi Yuliana*

Menjadi perempuan adalah anugerah serta amanat yang amat besar. Meski perempuan dikenal dengan sifat lemah lembut, perempuan juga memiliki keistimewaan yang membuatnya lebih kuat daripada laki-laki. Salah satu dari keistimewaan itu ialah menjadi seorang ibu. Tentu bukanlah perkara yang enteng ketika seorang perempuan mengandung selama kurang lebih sembilan bulan, lalu melahirkan bayi yang mana sakit yang ditanggung dari persalinan itu sendiri 17x lebih perih daripada rasa sakit biasa. Bahkan para calon ibu tersebut bertaruh nyawa demi melahirkan anaknya, itulah sebabnya mengapa seorang perempuan yang meninggal ketika melahirkan disebut sebagai mati syahid.

Seorang perempuan apalagi seorang muslimah memiliki peran yang amat besar dalam mencetak generasi muslim yang hebat. Di samping menjadi pendukung bagi suami, ia juga akan melahirkan serta mendidik putra putrinya menjadi orang hebat di masa mendatang. Anak-anak yang hebat lahir dari ibu yang hebat pula. Doa yang selalu ia panjatkan untuk keluarganya laksana tameng yang mengawal keluarganya menuju kesuksesan.

Di dalam Shahih Muslim pun telah diterangkan bahwa perempuan sholihah ialah sebaik-baiknya perhiasan.

«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

Rasulullah bersabda: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaikbaiknya perhiasan adalah perempuan” (H.R. Muslim:1467).

Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa perempuan dengan catatan “sholihah” adalah sebaik-baiknya perhiasan. Semakin baik agama serta budi pekerti seorang seorang perempuan, semakin tinggi pula kedudukannya. Seorang muslimah yang mampu menempatkan diri baik dengan menjadi anak sholehah bagi orang tuanya, menjadi istri yang senantiasa mendukung suaminya, serta menjadi seorang ibu yang mendidik dan mendoakan anak-anaknya lah yang menjadi perhiasan paling indah dalam dunia ini. Seorang muslimah yang dengan kelembutan hatinya mampu menjadikan siapapun yang berada di dekatnya menjadi hebat.

Namun di zaman akhir seperti ini, menjadi muslimah dengan keteguhannya pada agama bukanlah hal yang mudah. Di samping dunia yang semakin modern dan media sosial yang semakin memperluas jaringan, semakin banyak pula fitnah yang mengincar kaum hawa dari berbagai sisi. Akibatnya seorang muslimah yang tidak bijaksana dalam menggunakan internet justru bisa membuat dirinya sendiri jatuh dalam ranah fitnah yang disamarkan setan dalam dunia maya. Peran muslimah yang seharusnya mencetak generasi hebat mendatang bisa tergerus dengan hingar binar godaan yang semakin berwarna ragamnya.

Dalam beberapa peristiwa, perempuan yang mengedepankan agama dan tidak terpengaruh trend justru dianggap kuno dan tidak gaul dan lebih parahnya hal tersebut judtru dilontarkan oleh sesama perempuan. Mereka yang tergoda oleh kemewahan dunia dibuat lupa jika diri mereka sangatlah berharga. Bagi mereka, pujian-pujian atas kecantikan dirinya di dunia maya adalah tanda bahwa mereka istimewa, padahal kenyataan yang sesungguhnya tidaklah begitu. Dengan tereksposnya diri mereka secara buka-bukaan menjadikan hal tersebut menjadi sumber dosa bahkan ketika mereka tidurpun dosanya akan terus mengalir. Naudzubillah.

Oleh sebab itu sebagai seorang muslimah, kita hendaknya selalu menahan diri atas segala godaan yang tiap hari tiap berat untuk dihindari. Ingatlah bahwa api neraka lebih panas daripada sekedar panas ketika memakai kerudung di dunia. Ingatlah juga sebuah hadis yang menjelaskan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah perempuan. Bukankah hal tersebut cukup untuk membuat kita berhati-hati dalam melakukan apapun. Selektif dalam bertutur kata mengendalikan setiap emosi, dan tetap rendah hati kepada siapapun.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari

[fb_plugin comments width=”100%”]

Exit mobile version