Sebuah ilustrasi perempuan dan doa (Ist)

Selalu Ada Dalam Doa

Pada dekapnya kita kan selalu rasa aman
pada doanya nama kita takkan terlupakan
pada tiap keringatnya kita adalah tujuan
pada senyumnya kita menjadi harapan

tak sering ia dapat apresiasi dari putrinya
tak sering bersama ia sang putri lama bercengkrama
tak sering sang putri tampakkan ia di media
tak sering mereka bertemu walau melalui kata

namun dalam doa ia pun tak pernah dilupa
dalam langkah putrinya ia ada mendampingi
dalam setiap usaha yang putrinya cipta
ia tak pernah luput berikan apresiasi terbaiknya

sering kali diksi indah terlewat untuk mengingat peranannya
tetapi dalam sadar takkan pernah habis walau seluruh diksi menceritakannya
terlalu sederhana menyebutnya dalam sajak
begitu pula durhakanya jika sekali saja tak pernah membuatkan sajak



Tanpa Jarak Dalam Benak

Kala mentari pulang bersama senja
terganti rembulan yang menghiasi langit malam
kala masa itu tiba
beriring sunyi nan sepi

bayangmu pun mengampiri
tak pernah nyaman ku bersama malam
anginya memang tenang
tetapi mengapa harus kurasa setanggi aroma itu
yang berhasil membawa ku terjebak ruang rindu

bagimana yang dirasakan
ketakutan yang menghantui
resah yang menganjal hati
esok yang membawa pikiran tak bertuan

saling memiliki tapi hanya perkara validasi
saling memberi namun sekadar untaian prakata di setiap titah
saling bertukar namun hanya sekadar suport tak bersuara

ia ada, tanpa bentang jauh sang jarak
ia ada, tiba-tiba menghampiri dalam benak
ia ada namun, sedang di usahakan untuk selalu saling menjaga dalam doa
dan menitipkan semua rasa pada sang kuasa



Penulis: Zulfa Nuril
Mahasantri Tebuireng

 

 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online