
Bagi sebagian santri, momen liburan di rumah adalah surga dunia. Nggak perlu rebutan kamar mandi, nggak ada jadwal ketat, dan yang paling penting: bisa tidur kapan aja dan bangun seenaknya. Plus, makanan rumah yang selalu bikin hati hangat dan perut kenyang. Tapi, seiring waktu berjalan, detik-detik “balik pondok” pun datang menghampiri.
Dan di situlah, suara-suara mager mulai berbisik.
“Aduh, masih pengen di rumah…”
“Belum siap balik ke rutinitas…”
“Pondok tuh capek, serius…”
Tenang. Kamu nggak sendirian. Bahkan santri yang paling rajin sekalipun pernah merasakan hal yang sama. Tapi yang membedakan adalah: mereka tahu gimana caranya menyalakan semangat kembali. Nah, kalau kamu salah satu Gen Z yang lagi dihantui rasa malas balik pondok, artikel ini ditulis buat kamu. Yuk, kita bahas bareng-bareng cara ngalahin rasa “mager” itu!
- Terima Dulu, Nggak Usah Nolak-Nolak
Langkah pertama untuk ngilangin rasa malas adalah… nggak usah dilawan dulu. Iya, kamu boleh merasa berat, kamu boleh merasa belum siap. Itu manusiawi. Tapi jangan sampai perasaan itu kamu pelihara sampai jadi alasan untuk menyerah. Terima dulu rasa nggak enaknya. Dari situ, kamu bisa mulai nyari alasan kenapa harus tetap balik pondok dengan semangat.
Rasa malas itu Cuma sinyal dari otak kalau kamu lagi keluar dari zona nyaman. Tapi ingat, semua hal besar dan keren di dunia ini nggak pernah lahir dari zona nyaman.
- Ingat Lagi: Kenapa Dulu Kamu Masuk Pondok?
Kadang kita butuh mundur sedikit, biar bisa melangkah lebih jauh. Coba ingat lagi awal mula kamu masuk pondok. Mungkin karena orang tua, mungkin karena cita-cita, mungkin karena pengen dekat sama agama. Apapun itu, pasti ada alasan baik yang dulu kamu simpan di hati.
Tanya ke diri sendiri:
“Kalau aku nyerah sekarang, apa aku siap ngilangin kesempatan itu?”
Kadang semangat itu nggak harus dicari di luar. Cukup lihat ke dalam hati, dan kamu akan nemuin alasan yang bikin kamu kuat dari awal.
- Bayangin Masa Depan Versi Terbaikmu
Stop dulu sejenak. Tutup mata. Bayangin versi terbaik dari dirimu. Yang hafalannya lancar, yang akhlaknya baik, yang disayang guru dan jadi teladan teman-teman. Bayangin kamu jadi orang yang ilmunya manfaat, doanya menyejukkan, dan langkahnya selalu barokah.
Sekarang tanya:
“Gimana cara aku jadi dia?”
Jawabannya satu: proses. Dan pondok adalah tempat di mana proses itu dimulai.
Nggak semua orang punya kesempatan belajar di tempat yang isinya orang-orang salih dan salihah. Kamu salah satu yang terpilih. Jadi jangan sia-siakan tiket emas ini Cuma karena lagi males sebentar.
- Ganti Kata “Harus” Jadi “Mau”
Kamu sadar nggak, rasa malas sering muncul karena kita merasa dipaksa?
“Harus balik pondok…”
“Harus bangun pagi lagi…”
“Harus ikut ngaji, lagi, dan lagi…”
Yuk coba ubah bahasanya:
“Aku mau balik pondok, karena aku tahu ini tempat terbaik buat aku tumbuh.”
“Aku mau bangun pagi, karena itu kebiasaan orang sukses.”
“Aku mau ngaji, karena aku butuh cahaya buat jalan hidupku.”
Sekecil apapun perubahan kalimat, dampaknya besar di hati. Dari merasa terbebani, jadi merasa dipilih.
- Siapkan Hal-Hal yang Bikin Kamu Excited
Biar semangat naik lagi, coba pikirin hal-hal kecil yang bisa bikin kamu happy saat balik pondok. Misalnya:
– Bawa alat tulis lucu buat nyatet pelajaran.
– Siapin jurnal baru buat nulis target hafalan atau muhasabah harian.
– Bawa foto keluarga atau surat dari ibu buat disimpan di laci kamar.
Kadang semangat itu datang bukan dari hal besar, tapi dari hal-hal kecil yang bikin kita merasa “nyambung” sama proses yang dijalani.
- Ngobrol Sama Teman Pondok yang Bikin Kamu Semangat
Coba japri temen pondok kamu. Tanyain kabarnya, ceritain sedikit rasa malasmu, lalu lempar pertanyaan kayak:
“Lu semangat nggak sih balik pondok?”
Kamu akan kaget sendiri, betapa banyak temen-temen yang punya rasa yang sama. Tapi mereka tetap balik, tetap semangat, dan tetap mau berproses.
Kadang kita Cuma butuh tahu kalau kita nggak sendiri. Dukungan dari temen seperjuangan itu kayak bahan bakar yang siap nyulut semangat yang nyaris padam.
- Berdoa: Minta Allah Yang Gerakkan Hati Kita
Kadang rasa malas itu nggak bisa dilawan Cuma pakai logika. Butuh sesuatu yang lebih besar: doa. Minta ke Allah:
“Ya Allah, tolong gerakkan hatiku untuk mencintai ilmu dan proses menuntutnya. Kuatkan aku untuk menjalani jalan yang Engkau ridai.”
Kalau kamu udah nyoba semua, tapi tetap berat, jangan menyerah. Mungkin itu cara Allah membentuk mental dan keikhlasanmu. Justru di saat-saat berat itu, kamu sedang ditinggikan derajatnya.
Gen Z itu punya potensi besar. Punya akses ke informasi, punya kreativitas tinggi, dan punya semangat yang meledak-ledak. Tapi satu hal yang kadang bikin jatuh: terlalu nyaman di zona nyaman.
Balik pondok memang bukan hal yang mudah. Tapi bukan berarti kamu nggak bisa. Yang kamu butuhkan Cuma satu: alasan yang cukup kuat untuk membuatmu bangkit dan melangkah lagi.
Ingat, proses di pondok mungkin terasa berat sekarang, tapi kelak akan jadi bekal yang sangat kamu syukuri. Kamu sedang menanam sesuatu yang buahnya bisa kamu nikmati seumur hidup dan bahkan setelah kamu mati.
Jadi, yuk, siapkan diri. Bungkus semangatmu, kemas niat baikmu, dan melangkahlah lagi. Bukan karena kamu dipaksa, tapi karena kamu tahu: masa depanmu sedang menunggu di balik gerbang pondok.
Penulis: Albii