Jamaah Shalad Idul Adha di Pondok Putra Pesantren Tebuireng Jombang. (foto: albi)

Tebuireng.online– Pondok Putra Pesantren Tebuireng melaksanakan sholat Idul Adha di Masjid Pondok yang dihadiri para santri dan masyarakat sekitar. Shalat dimulai pada jam 06.10 Wib yang diimami oleh KH. Musta’in Syafi’i.

Setelah sholat selesai, KH. Musta’in syafi’i menyampaikan khutbah tentang hakikat berkurban yang bukan semata-mata untuk menggugurkan kewajiban, melainkan untuk menghilangkan nafsu keduniawian.

KH. Musta’in mengungkap keikhlasan Siti Hajar dan Nabi Ibrahim yang merelakan putranya untuk dikorbankan atas perintah Allah. “Sebenarnya Allah memerintah Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya dengan tujuan untuk menguji keimanan dan ketakwaannya.”

Ahli Tafsir di Tebuireng itu juga mengungkapkan pada saat itu Nabi Ibrahim sudah tahu Allah akan memerintahkannya untuk menyembelih putranya yakni Nabi Ismail, tetapi Nabi Ibrahim tetap mengajak anaknya untuk musyawarah agar antara kedua pihak bisa saling menerima.

Tak hanya membahas tentang kisah muasal kurban dan keutamaan kurban, beliau juga membahas tentang arti Wukuf yang sebenarnya, dan mengaitkannya dengan fenomena politik yang terjadi di Indonesia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurutnya, sekarang di Indonesia sudah banyak kepala daerah yang tertangkap karna nafsu politiknya, nafsu ingin memiliki banyak uang hal itu berbanding terbalik dengan salah satu negara yang dipimpin oleh presiden perempuan, dari presidennya yang tidak pernah memilik nafsu korupsi, menjadikan seluruh pelayanan kesehatan, oprasional, sekolah, menjadi gratis bahkan masyaraktnya sudah banyak yang sudah memiliki rumah pribadi.

Jadi sebenarnya hubungan antara wukuf dan keberlangsungan hidup manusia itu benar benar terkait, wukuf adalah berhenti sejenak bisa kita artikan berhenti untuk introspeksi diri, memberi perhatian untuk tubuh dan jiwa kita, supaya kita bisa rumongso, bukan malah rumongso bisa.

“Berkurban sama dengan menyembelih nafsu, seperti nafsu tentang keduniawian dan nafsu politik, jadi marilah kita pahami arti yang sesungguhnya tentang berkurban agar negara kita juga bebas dari jerat korupsi, dan bagi saya orang yang sudah berqurban tapi tidak memahami artian sesungguhnya dari berqurban itu nggk etis.” pungkas KH. Musta’in Syafi’i.

Setelah khutbah berakhir para jama’ah bergegas untuk salam salaman dengan semua jama’ah, dan dilanjut dengan penyembelihan hewan kuran di halaman masjid Tebuireng yang akan dibagikan ke para santri dan masyarakat sekitar.



Pewarta: albii