
Tebuireng.online– Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang juga diperingati sebagai Hari Santri Nasional masih terus diperingati. Tepat 10 November yang juga diperingati sebagai Hari Pahlawan, menjadi refleksi dan pembelajaran bagi santri tentang bagian sejarah yang dikemas dalam “Dialog Kebangsaan: Santri Sehat Indonesia Kuat”.
Acara ini berlangsung bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, dan Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz.
Salah satu penanggung jawab Event Jatim, Achmad Bondan Sugiantara mengungkapkan tujuan acara ini untuk memberikan informasi yang edukatif kepada para santri, para orang tua, serta pengelola pesantren khususnya dalam upaya menangani pandemi dan tetap belajar dengan baik.
“Acara ini guna untuk memberikan informasi edukatif kepada para santri, orang tua, dan pengelola pondok pesantren khusunya dalam penanganan pandemi ini,” ungkapnya saat digubungi via WhatsApp (10/11).
Dengan menggandeng Pesantren Tebuireng, Ia berharap acara ini dapat dilakukan secara berkala di lain kesempatan dan tentu memberikananfaat yang besar.
Dalam acara yang dikemas dengan webinar itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membahas terkait santri dan nasionalisme. Tokoh kelahiran Karanganyar tersebut menceritakan bagaimana indahnya perdebatan para leluhur yang dipenuhi kedamaian dan tidak saling baper bahkan saling meminjamkan buku untuk materi yang akan diperdebatkan.
“Kita siapkan agar pondok pesantren juga berkontribusi, semangat kepahalawanan kita hari ini mesti kita tunjukkan,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Wagub Jatim, Emil juga menjadi pembicara yang menyampaikan persoalan “Optomisme Program OPOP sebagai Ruh Ekonomi Pesantren di Era Kenormalan Baru”.
Emil Dardak menyampaikan bahwa akan digalakan Program OPOP (One Pesantren One Product) dan Perencanaan Dukungan Untuk Usaha Koperasi Pondok Pesantren. Serta perencanaan 1000 milenial job center.
Tokoh yang pernah menjabat Bupati Trenggalek itu berpesan bahwa santri harus memanfaatkan belajar daring dalam melatih diri untuk menjadi independen learner, yang bisa terus mengupgrade ilmunya tanpa harus mengandalkan guru.
Sementara itu Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menjelaskan terkait “Kebangkitan Santri di Masa Pandemi”.
Dalam kesempatan itu, Gus Kikin mengajak santri meneladani spirit kebangsaan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Sifat keteladanan Kiai Hasyim menurutnya adalah ikhlas, istikamah, berkomitmen, dan amar ma’ruf nahi munkar, serta menjalin ukhuwah dan menjaga marwah Pondok Pesantren.
“Tidak ada cara lain dalam belajar selain ikhlas, jangan mencari ilmu hanya untuk kedudukan, uang atau pun teman,” pesannya kepada seluruh santri dan peserta webinar.
Salah satu peserta webinar, Nur Indah Nailaturrahmah memberi tanggapan terhadap terlaksananya acara bermanfaat ini.
“Diskusi ini sangat bermanfaat khususnya bagi santri. Manfaat itu di antaranya kita bisa mengetahui metode edukasi pembelajaran daring di masa pandemi ini. Kita mendapatkan ilmu baru mengenai edukasi yang tepat dan efektif untuk santri, juga metode pembelajaran daring,” ungkapnya.
Pewarta : Putri/Afifah