Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Machfudz saat menyampaikan khutbah shalat idulfitri di masjid Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Senin (31/3) pagi. (foto: ulin)

Tebuireng.online— Pesantren Tebuireng melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Pondok Putra, yang dihadiri ratusan jamaah meliputi tokoh kiai, santri dan masyarakat sekitar Tebuireng. Shalat Idul Fitri dimulai pukul 06.15 WIB yang diimami langsung oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Machfudz.

Setelah shalat usai, Yai Kikin menyampaikan khutbah mengenai makna puasa hingga hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadan. Menurut Cicit Hadratussyaikh itu, di bulan Ramadan ketika pagi harinya menahan nafsu dan malam melaksanakan tadarus serta ibadah lainnya. Selain itu, bulan Ramadan merupakan bulan yang istimewa di mana Al-Qur’an diturunkan.

Ketua PWNU Jatim itu juga menerangkan setiap tahun, umat Islam telah menjadikan tradisi untuk menyambut bulan suci Ramadan.

“Allah memberikan peringatan juga melalui peristiwa Isra’ Mi’raj dan Nisfu Sya’ban sebagai bimbingan untuk sholat, dalam rangka memantapkan iman,” ungkapnya dalam khutbah Idul Fitri, Senin (31/3/2025).

Selain itu, beliau juga menjelaskan selama satu bulan kemarin berpuasa, menahan nafsu, namun itu adalah proses. Semua ini bisa dicapai dengan kesungguhan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
Ratusan jamaah dari tokoh kiai, santri dan masyarakat sekitar ikuti shalat idulfitri di Tebuireng.

Menurut Yai Kikin, ada beberapa hikmah yang dapat diambil, antara lain meningkatkan iman dan kesehatan, karena puasa memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat, serta membiasakan diri dengan rasa lapar.

“Hal ini juga menumbuhkan akhlak yang baik, memberikan perasaan kepada orang kaya agar merasakan kesulitan, serta menumbuhkan ukhuwah,” jelasnya di hadapan ratusan jamaah shalat Idul Fitri.

Kemudian saat puasa, nafsu duniawi akan menurun, dan kita dapat membangun kesetaraan di antara sesama.

“Akhirnya, kita membagikan zakat fitrah. Hikmah dari ini adalah agar mereka yang berkecukupan dapat berbagi dengan yang membutuhkan,” tegasnya.

Baca Juga: Ribuan Jamaah Ikuti Shalat Idul Adha di Tebuireng

Beliau juga menyampaikan puasa menjadi perisai dari api neraka. Maka sebagai hamba Allah diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa dan akhirnya kita harus berpisah dengan bulan yang penuh berkah ini.

“Maka, taqwa adalah ibadah secara keseluruhan. Dengan memahami ilmu syariat, kita semakin paham akan perintah Allah,” lanjutnya.

Yai Kikin berpesan pada jamaah, di hari yang fitri ini untuk mengambil hikmah dan memetik buah dari ibadah yang di bulan Ramadhan.

“Jadikan momentum ini untuk berbuat baik, mempererat tali silaturahim dan saling memaafkan” pesannya.

Setelah khutbah selesai, para jama’ah saling bermaaf-maafan, dan para dzurriyah Pesantren Tebuireng serta para kiai sekitar Tebuireng berkumpul di ndalem kesepuhan untuk menjalin silaturahmi.



Pewarta: Ifa