Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz memberi sambutan saat launching dan bedah buku di hotel Khas Surabaya. (Foto: syafiq)

Tebuireng.online— Ikapete PC Surabaya menggelar bedah buku dengan tema “KH Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam di Indonesia”, yang diselenggarakan di Hotel Khas Surabaya (16/7/2024).

Acara ini dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Wagub Jatim  2021-2024 Emil Dardak, Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim, Prof. Bianto, Ketua Presnas Ikapete Pusat, Prof. Dr. H. Masykuri Bakri MSi, dan pengurus Ikapete se Jatim.

Pada acara bedah buku sekaligus launching yang dimoderatori Ismail Naschu (Ketua ICMI Pusat) itu, Prof. Mas’ud Said yang juga Direktur Pascasarjana Unisma menjelaskan, sosok besar yang juga membesarkan masyarakat itu membuatnya berpengaruh besar di Nusantara, bukan hanya di Indonesia.

Hadratussyaikh itu pernah di pondok-pondok besar seperti Bangkalan, Kediri (Lirboyo/Ploso) Sidoarjo (Siwalanpanji) dan sebagainya. Beliau juga mengajar dan mengarang 21-23 Kitab, Beliau juga mendatangi petani pada setiap hari selasa, dan juga pejuang,” katanya.

Oleh karena itu Ikapete ke depannya memilih tugas untuk mengembangkan Ideologi Aswaja, penguatan organisasi NU secara struktural dan kultural, baik di dalam maupun di luar Negeri, penguatan kolaborasi dan Teknologi IT di pesantren dan NU.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Aswaja dan NU itu warisan Hadratussyaikh yang harus dijaga, bagi Ikapete ya wajib,” imbuhnya.

Baca Juga: Launching dan Bedah Buku KH Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam Indonesia

Dalam bedah buku itu, Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim, Prof. Bianto mengapresiasi buku ‘KH Hasyim Asy’ari : Pemersatu Umat Islam Indonesia yang dinilai sangat akademisi dan jauh dari aspek mistis atau klenik,’ sosok KH Moh Hasyim Asy’ari ditulis sangat manusiawi,” ungkapnya.

Bagi Muhammadiyah sendiri, KH. M. Hasyim Asy’ari, NU, dan Tebuireng memiliki banyak perjumpaan (titik temu) dengan Muhammadiyah, karena guru KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah) di Mekkah juga sama (Syaikh Khatib Al Minangkabawi).

“Bahkan, H. Hasan Gipo (Ketua umum Pertama PBNU) dan KH. Mas Mansur (Pendiri Muhammadiyah Jatim) juga masih saudara/sepupu. Pimpinan Muhammadiyah Jatim juga banyak yang Alumni Pesantren Tebuireng, seperti mantan ketua PWM Jatim Ustadz Abdurrahim Noer dan beberapa pimpinan daerah,” katanya.

Sementara itu, Wagub Jatim 2019-2024 Emil Dardak menegaskan bahwa, KH. M. Hasyim Asy’ari tidak perlu dibesarkan, karena sosoknya sudah besar di masyarakat, justru Ikapete yang perlu membesarkan pemikiran yang diwariskan.

“Hadratussyaikh mementingkan keilmuan organik, bukan intelek menara gading. Warisan lain Hadratussyaikh yang penting adalah persatuan, khususnya sesama Islam, jangan sampai kita berkelahi sesama Islam hanya karena perbedaan yang tidak utama,” katanya.

Terkait peran pemersatu itu, ketua Presnas Ikapete Pusat Prof. Masykuri Bakri menegaskan, bahwa Hadratussyaikh juga mementingkan “kesatuan Madzab” ketika kerajaan Saudi hanya mengutamakan Wahabi, Hadratussyaikh mengirim komite Hijaz agar Saudi menerima banyak Madzhab, jadi Hadratussyaikh itu pemersatu dunia, bukan hanya Nasional.” Pungkasnya.



Pewarta: Syafik Hoo